Sistem Pemerintahan Jepang, Berawal dari Kaisar, Direbut Shogun dan Kembali ke Tenno

Baca Juga

MATA INDONESIA, TOKYO – Jepang awalnya diperintah seorang Kaisar. Namun dalam perkembangannya posisinya tergantikan oleh pemerintahan Shogun.

Akar terbentuknya kemaharajaan (kekaisaran) Jepang muncul pada masa Dinasti Yamato. Jimmu Tenno adalah kaisar pertama Jepang.

Namun sayangnya keluarga Yamato kesulitan dalam mempertahankan pemerintahan sentralisasi negara. Mereka kemudian mendelegasikan tugas militer, administrasi, dan penarikan pajak kepada para kepala wilayah atau gubernur.

Saat pemerintahan Yamato semakin lemah, para penguasa wilayah ini semakin kuat. Para penguasa ini mandiri dan secara perlahan meningkatkan anggota pasukan samurainya.

1.  Heian (794-1185 M)

Pada masa zaman Heian yang menonjolkan peranan keluarga Fujiwara. Keluarga ini perlahan-lahan memegang kekuasaan di Jepang dan menyingkirkan peran kaisar.

Keluarga ini sadis. Mereka tak peduli dengan nasib rakyat. Mereka mengenakan pajak cukup tinggi ke rakyat. Dan untuk mendapatkan dukungan, keluarga ini membagi-bagikan tanah kepada biara, pejabat dan bangsawan.

Keluarga Fujiwara termasuk golongan aristokrat yang selanjutnya mempunyai pengaruh besar terhadap kaisar-kaisar Jepang. Tak hanya itu, Keluarga Fujiwara memiliki pengaruh sangat besar dalam sejarah Jepang. Karena putri dari keluarga Fujiwara banyak yang menjadi istri Kaisar. Keluarga Fujiwara akan menjadi wali apabila kaisar dalam keadaan sakit. Apabila anaknya perempuan atau putra mahkota masih kecil, maka keluarga Fujiwara akan menjadi walinya (Sessho).

Selain itu keluarga Fujiwara pun biasa menjadi penasehat kaisar dalam menjalankan pemerintahan.  Bentuk pemerintahan ini kurang memperhatikan kemakmuran negara dan lebih mengutamakan kemakmuran keluarga Fujiwara sendiri.

Karena sangat gila akan kekuasaan, hal ini membuat para kepala daerah tidak menyukai mereka.

Fujiwara Yoshifusa, perdana menteri Kaisar dari Keluarga Fujiwara
Fujiwara Yoshifusa, perdana menteri Kaisar dari Keluarga Fujiwara

Kedudukan keluarga Fujiwara semakin lama semakin teguh saat tahun 857 seorang kepala keluarga Fujiwara, Fujiwara Yoshifusa menjadi perdana menterioleh Kaisar Montoku (827-858).

Jabatan perdana menteri dipangku Fujiwara Yoshifusa sampai tahun 872. Disamping jabatan tinggi ini, Fujiwara Yoshifusa diberi kedudukan wali pada tahun 866 dibawah Kaisar berikutnya Kaisar Seiwa (850-880).

Fujiwara Yoshifusa adalah orang pertama yang menjadi perdana menteri meski bukan dari keluarga Kaisar. Sejak tahun diangkatnya Fujiwara Yoshifusa menjadi wali maka kekuasaan keluarga Fujiwara menjadi sangat besar, sehingga ada yangmenyebut bahwa pada tahun 866-1160 sebagai Zaman Fujiwara.

Keadaan negara makin lama makin kacau, Kaisar menganggap bahwa semua kekacauan karena keluarga Fujiwara mengambil alih kekuasaan Kaisar. Akhirnya Kaisar berusaha mengurangi pengaruh keluarga Fujiwara.

2. Kamakura  (1185-1333 M)

Zaman ini ditandai dengan pemusatan kekuatan militer (shogun). Muncul nama Minamoto no Yoritomo. Ia dan pasukannya membantai beberapa keluarga bangsawan di Jepang termasuk keluarga Taira pada tahun 1185.

Minamoto no Yoritomo
Minamoto no Yoritomo

Nama Minamoto no Yoritomo semakin terkenal ketika ada peristiwa bersejarah saat invasi Mongol berhasil terusir oleh angin topan di perairan Jepang.

Melihat lemahnya kaisar, Minamoto melakukan perombakan dalam sistem pemerintahan. Ia menjadi Shogun (Jenderal) tertinggi yang memiliki kekuasaan penuh. Sedangkan kaisar hanya sebagai simbol pimpinan struktur bernegara.

Model pemerintahan shogun terdiri dari dua divisi utama yaitu divisi samurai dan divisi pengadilan atau hukum. Para Shogun mendapat  kekuasaan militer oleh kaisar. Dan mereka juga mendapat bantuan dari para bangsawan (daimyo) yang merupakan tuan tanah semenjak abad ke-10 hingga awal abad ke-19. Para daimyo memiliki hak kepemilikan tanah secara turun-temurun. Bahkan mereka mempunyai samurai (tentara) untuk melindungi tanah dan pekerjanya.

3. Muromachi (1336-1573 M)

Zaman ini ditandai dengan berkuasanya Shogun Muromachi di Jepang. Ia membentuk pemerintahan Ashikaga Takauji di wilayah utara Jepang. Ia juga melawan Kaisar Godaigo yang memerintah bagian selatan. Meski berkuasa, namun pada tahun 1392, pemerintah bagian utara perlahan-lahan hancur karena guncangan ekonomi dan pertentangan antara shogun dan bangsawan.

4. Azuchi-Momoyama (1568-1600 M)

Oda Nobunaga
Oda Nobunaga

Dari sekian banyak shogun (jenderal) muncul nama Oda Nobunaga. Ia menjadi Shogun yang kharismatik karena kepemimpinannya. Ia berhasil menyatukan para shogun dan tuan tanah. Nobunaga membangun istana megah dan mewah yang diberinama Azuchi-Momoyama.

5. Edo (1603-1868 M)

Zaman Edo dimulai sejak Tokugawa Leyasu mendirikan Keshogunan Tokugawa yang berlokasi di Edo. Ini tidak berlangsung lama karena terjadi pemulihan kekuasaan kaisar saat itu. Edo juga menjadi zaman yang menandai awal munculnya zaman modern di Jepang.

Setelah runtuhnya zaman pertengahan dengan berakhirnya zaman Edo, muncul zaman modern di Jepang. Zaman modern masih mempertahankan tradisi sebelumnya di tengah perubahan Negara yang kian modern. Hingga kini ada 5 era kekaisaran Jepang yang termasuk dalam periodisasi sejarah Jepang yakni:

  • Meiji, berlangsung pada tahun 1868 hingga 1912 di bawah pimpinan Kaisar Mutsuhito.
  • Taisho yang berlangsung pada 1912 hingga 1926 di bawah pimpinan Pangeran Yoshihito.
  • Showa yang berlangsung pada 1926 hingga 1989, di bawah Kaisar Hirohito.
  • Heisei yang berlangsung pada tahun 1989 hingga 2019 di bawah pimpinan Kaisar Hirohito.
  • Reiwa, merupakan era kekaisaran yang baru tahun 2019 hingga sekarang di bawah pimpinan Kaisar Naruhito

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini