Nasi Jamblang Dulunya Sedekah Bagi Buruh Pabrik

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Nasi Jamblang merupakan makanan khas Cirebon yang diketahui sudah ada sejak zaman Belanda. Kini, makanan itu sangat populer dan diburu oleh warga hingga wisatawan yang berkunjung ke Cirebon. Lalu, bagaimana kuliner itu bisa bertahan di tengah persaingan yang ada?

Ingin mengenal Nasi Jamblang datang saja ke warung nasi Jamblang Mang Dul. Lokasinya berada di pusat kota Cirebon. Nyari setiap warga saat ditanya lokasi warung nasi itu akan langsung menunjuknya. Warung nasi Mang Dul memang sangat populer.

Berada di ruko seberang Grage Mall, lokasinya tidak pernah sepi pengunjung. Bagaimana tidak, semua makanan yang ada terkenal enak. Mulai dari tahu kuah, daging sapi, perkedel kentang, sambel ala jamblang, tahu goreng isi sambel kacang, ikan asin, aneka pepes, telor dadar, semuanya juara. Soal harga, tidak perlu khawatir. Semua lauk pauk ini disajikan diatas nasi dan dibungkus dengan daun jati.

Fitri mewarisi bisnis ini dari ayahnya Abdullah atau Muhammad Abdullah atau yang dikenal dengan Mang Dul. ”Kios ini sudah ada dari sekitar tahun 70an. Dulunya tuh cuman satu bakul minder, dekat kolam renang,”kata Fitri. Namun seiring jalannya waktu, warung yang ia kelola makin banyak pembelinnya.

Fitri mengatakan sehari-hari dia menghabiskan sekitar dua kuintal beras untuk nasi, jumlah itu meningkat sampai dua kali lipat pada akhir pekan dan liburan panjang anak sekolah dan Idul Fitri. Ketika ditanya soal bagaimana warung Mang Dul bisa bertahan dibalik persaingan yang ketat, ia mengatakan bahwa dirinya menjaga kualitas rasa yang sudah ada sejak dulu.

Lalu darimana asalnya Nasi Jamblang? Nah sebenarnya kuliner ini berasal dari Desa Jamblang yang berada di pinggiran kota Cirebon. Di desa ini ada warung Nasi Jamlbang legendaris yaitu Nasi Jamblang Mbah Pulung.

Mbah Pulung alias Tan Piaw Lung disebut-sebut orang yang pertama kali menciptakan nasi Jamblang. Nasi itu dibungkus dengan daun jati, dan dilengkapi berbagai lauk pauk antara lain tempe, telur dadar, sambal cabai dan lain-lain. ”Dulu ga ada plastik tapi di sini banyak daun jati, makanya dibungkus dengan daun jati dan bukan daun pisang selain memiliki aroma juga membuat nasi tidak cepat basi,” kata Kusdiman, keturunan Mbah Pulung yang mengelola warung nasi Jamblang. 

Bersama adiknya Tien Rustini, mereka adalah generasi kelima pasangan suami istri Abdul Latief dan istrinya Mbah Pulung. Menurut mereka, Nasi Jamblang dulunya  dibagikan secara gratis pada buruh Pabrik Gula Gempol, Pabrik Spiritus di Palimanan dan stasiun kereta api pada kurun waktu 1847 dan 1883.

”Mereka membagikan buat sedekah bagi rakyat pekerja pabrik gula dan spiritus juga yang membangun jalan kereta, lalu lama kelamaan akhirnya muncul keinginan agar menjual nasi Jamblang,” ujar Tien.

Tidak lama setelah itu, warung nasi Jamblang keluarga Mbah Pulung didirikan dan mampu mencapai puncaknya pada tahun 1960-1970an. Sayangnya, warung itu mengalami kemerosotan karena keturunannya memilih untuk bekerja di sektor lain. Baru pada tahun 2004, Tien dan Kusdiman yang sempat tinggal di Jakarta berupaya untuk melanjutkan bisnis kuliner itu. ”Kami melihat banyak sekali wisatawan yang menyukai nasi Jamblang. Akhirnya kami mengumpulkan saudara saudara dan tukang masak yang dulu pernah ikut dengan keluarga kami untuk membuka kembali warung nasi Jamblang keluarga Mbah Pulung,” kata Kusdiman.

Dari situ, mereka berdua membuka warung pertamanya di depan Pasar Jamblang Kabupaten Cirebon. Kusdiman mengatakan bahwa dirinya berupaya untuk mengembalikan citra rasa tempo dulu yang sudah jarang dijual saat ini. Meski begitu, tak mudah memulai kembali bisnis nasi Jamblang. Lain dari itu, Kusdiman merasa senang karena kuliner dari warisan keluarganya dapat berkembang dan semakin banyak peminatnya.

Reporter : R Al Redho Radja S

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Tindakan OPM Semakin Keji, Negara Tegaskan Tidak Akan Kalah Lawan Pemberontak

Organisasi Papua Merdeka (OPM) banyak melancarkan aksi kekejaman yang semakin keji. Maka dari itu, negara harus tegas untuk tidak...
- Advertisement -

Baca berita yang ini