Cina Desak AS Tidak Mempolitisasi Penyelidikan COVID-19

Baca Juga

MATA INDONESIA, WASHINGTON – Kedutaan Besar Cina di Amerika Serikat (AS) mendesak Paman Sam untuk tidak mempolitisasi asal-usul COVID-19. Sebab hal ini hanya akan menghambat penyelidikan dan merusak upaya global mengekang pandemi.

Pernyataan tersebut dilontarkan pihak Kedutaan Besar Cina usai Presiden AS, Joe Biden memerintahkan peninjauan intelijen mengenai di mana virus itu muncul.

Ketika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersiap untuk memulai studi fase kedua tentang asal-usul COVID-19, Cina berada di bawah tekanan untuk memberi penyelidik lebih banyak akses di tengah tuduhan bahwa SARS-CoV-2 bocor dari laboratorium yang mengkhususkan diri dalam penelitian COVID-19 di Kota Wuhan.

Cina telah berulang kali membantah laboratorium itu bertanggung jawab, dengan mengatakan Paman Sam dan negara lain berusaha mengalihkan perhatian dari kegagalan dalam menangani virus yang telah menelan 3,5 juta nyawa di seluruh dunia.

Sebelumnya Presiden Biden mengatakan bahwa badan intelijen AS terpecah tentang apakah COVID-19 muncul dari kontak manusia dengan hewan yang terinfeksi atau dari kecelakaan laboratorium.

Yanzhong Huang, rekan senior untuk kesehatan global di Council on Foreign Relations di Washington, menegaskan kurangnya keterbukaan Cina adalah faktor utama di balik kebangkitan teori kebocoran laboratorium dan berbagai isu lain yang berkembang.

“Tidak ada yang benar-benar baru di sana untuk membuktikan hipotesis tersebut. Dalam penyelidikan asal muasal pandemi, sangat penting memiliki transparansi untuk membangun kepercayaan pada hasil penyelidikan,” kata Yanzhong Huang, melansir Reuters, Kamis, 27 Mei 2021.

Sebuah studi gabungan antara Cina-WHO yang diterbitkan pada Maret mengungkapkan bahwa sangat tidak mungkin SARS-CoV-2 bocor dari laboratorium. Pernyataan tersebut menambahkan, kemungkinan besar menyebar dari kelelawar ke manusia melalui spesies perantara yang belum teridentifikasi.

Cina juga terus menunjukkan kemungkinan bahwa COVID-19 berasal dari negara lain dan masuk melalui makanan beku yang terinfeksi atau melalui jaringan perdagangan satwa liar di wilayah Asia Tenggara.

“Pandemi dimulai di China. Mari kita mulai dengan penyelidikan penuh di sana dan berkembang seperlunya. Singkatnya, ini (pernyataan dari kedutaan) adalah penghinaan yang keterlaluan bagi setiap orang yang telah meninggal akibat tragedi mengerikan ini dan keluarga mereka,” tegas Jamie Metzl, rekan senior di wadah pemikir Dewan Atlantik, yang telah berkampanye untuk penyelidikan independen baru.

Huang dari CFR mengatakan penyelidikan lebih lanjut tentang asal-usul COVID-19 berada pada kebuntuan. Terlebih penyelidikan mengenai virus ini telah banyak dipolitisasi.

“Idealnya Anda ingin Cina menjadi lebih kooperatif dan lebih transparan. Tapi sekarang masalahnya sudah begitu dipolitisasi, dengan taruhan penyelidikan yang begitu tinggi,” kata Huang.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini