Oleh : Ricky Rinaldi )*
Di era digital yang berkembang pesat, generasi milenial memiliki peran penting dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam mengatasi isu sosial seperti kemiskinan. Tidak hanya dituntut untuk melek teknologi, milenial juga diharapkan memiliki kepedulian sosial yang tinggi demi masa depan bangsa. Salah satu program yang tengah menjadi sorotan adalah Makan Bergizi Gratis (MBG), menurut Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono, program ini tidak hanya bertujuan untuk menyiapkan Generasi Emas 2045 tetapi juga mampu mengentaskan kemiskinan sekaligus menggerakkan roda ekonomi daerah.
MBG bukan hanya tentang pemberian makanan bergizi kepada anak-anak dan ibu hamil atau menyusui, tetapi juga menciptakan dampak ekonomi yang luas. Dengan adanya aliran dana sebesar Rp6-7 miliar ke desa-desa, peluang ekonomi di tingkat lokal semakin terbuka lebar. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat desa, termasuk generasi muda, untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berbasis komunitas.
Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa pengentasan kemiskinan harus menjadi prioritas utama. Oleh karena itu, selain MBG, pemerintah juga mengakselerasi pemberdayaan masyarakat melalui Program Keluarga Harapan (PKH) dan skema bantuan sosial lainnya. Upaya ini bertujuan agar masyarakat tidak hanya bergantung pada bantuan, tetapi juga mampu mandiri dan produktif.
Pemerintah pusat dan daerah juga terus berupaya memperbaiki dan memperbarui data penerima bantuan agar tidak terjadi tumpang tindih serta memastikan bahwa mereka yang benar-benar membutuhkan mendapatkan manfaat secara maksimal. Dengan adanya dukungan data yang akurat, proses pemberian bantuan dapat lebih efektif dan efisien.
Bagi generasi milenial, ini adalah peluang emas untuk terlibat dalam ekosistem pemberdayaan ekonomi lokal. Dengan keahlian digital dan jaringan yang luas, milenial dapat membantu mengembangkan UMKM desa, memanfaatkan platform e-commerce untuk pemasaran produk lokal, serta berkolaborasi dengan komunitas untuk menciptakan inovasi sosial.
Milenial yang memiliki semangat kewirausahaan juga dapat mengembangkan model bisnis sosial yang mengedepankan keberlanjutan ekonomi. Misalnya, dengan mendirikan startup yang mendukung distribusi produk lokal atau membangun platform digital yang menghubungkan petani dan produsen kecil dengan pasar yang lebih luas. Selain itu, mereka juga dapat mendukung program-program pelatihan digital dan manajemen bisnis bagi masyarakat desa agar mereka memiliki keterampilan yang lebih kompetitif dalam pasar kerja modern.
Selain menjadi penerima manfaat, milenial juga bisa menjadi agen perubahan yang membantu mempercepat pengentasan kemiskinan di Indonesia. Dengan semangat gotong royong, inovasi, dan pemanfaatan teknologi, generasi muda bisa menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat luas.
Dalam konteks gotong royong dan pemberdayaan masyarakat, milenial dapat memainkan peran penting dalam mendukung program MBG dan inisiatif pemberdayaan ekonomi lainnya. Generasi muda dapat terlibat melalui berbagai cara, seperti menjadi relawan dalam distribusi bantuan, menginisiasi program sosial berbasis teknologi, atau menciptakan platform yang memudahkan masyarakat mendapatkan akses terhadap sumber daya ekonomi.
Pemanfaatan teknologi dapat mempercepat efektivitas program ini. Contohnya, dengan membangun aplikasi yang dapat melacak distribusi makanan bergizi, memastikan transparansi data penerima bantuan, serta memberikan laporan real-time mengenai efektivitas program. Dengan adanya inovasi digital, diharapkan program MBG dapat semakin tepat sasaran dan mampu mencapai lebih banyak masyarakat yang membutuhkan.
Selain itu, teknologi juga bisa digunakan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya gizi, kesehatan, dan kemandirian ekonomi. Kampanye digital melalui media sosial dan aplikasi edukasi dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pola hidup sehat dan pentingnya membangun ekonomi lokal.
Keberhasilan MBG dalam menjaga nutrisisi dan kesehatan generasi ke depan tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga pada sinergi yang kuat antara berbagai pihak. Menurut Bupati Tapanuli Tengah, Masinton Pasaribu, salah satu kunci keberhasilan program ini adalah penggunaan data yang lebih akurat dan transparan. Dengan sistem satu data yang lebih terintegrasi, bantuan dapat tersalurkan secara tepat sasaran.
Kolaborasi dengan komunitas lokal juga menjadi salah satu kunci sukses dalam program ini. Misalnya, dengan mengembangkan sistem edukasi berbasis digital yang dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi dan kemandirian ekonomi. Milenial juga dapat berperan sebagai penghubung antara komunitas lokal dengan jaringan bisnis yang lebih besar, menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Selain komunitas lokal, pihak swasta juga dapat berperan dalam mendukung keberlanjutan program ini. Melalui Corporate Social Responsibility (CSR), perusahaan dapat membantu menyediakan bahan makanan berkualitas, mendukung infrastruktur program, serta memberikan pelatihan kepada masyarakat untuk mengelola usaha berbasis komunitas.
Milenial memiliki peran besar dalam mewujudkan cita-cita Indonesia yang adil dan makmur. Dengan keterlibatan aktif dalam program sosial dan pemberdayaan ekonomi, kita bisa bersama-sama menciptakan perubahan nyata. Mulai sekarang, jadilah bagian dari solusi. Dukung program MBG dan inisiatif sosial lainnya yang bisa membawa dampak positif bagi masyarakat luas.
)* Pengamat Kebijakan Publik