Kejamnya Pimpinan ISIS Abdullah Qurdash Alias Haji Abdullah Kepada Wanita

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sejak ditinggal mati Abu Bakar al Baghdadi, negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) nyaris tak terdengar kabarnya.

Padahal pemimpin baru ISIS ini telah berkuasa selama dua tahun. Abdullah Qurdash alias Haji Abdullah telah menjadi pemimpin ISIS sejak Abu Bakar al Baghdadi meninggal dalam serangan AS pada 2019. Namun, sejauh mana orang mengetahui orang yang dipanggil Haji Abdullah itu?

Pemimpin baru ISIS ini memiliki nama asli Abdullah Qurdash Amir Mohamed Saied Abdulrahman. Ia telah menguasai wilayah yang cukup luas, membentang dari Suriah ke Irak. Sejumlah kota besar seperti Raqqa dan Mosul masih berada dalam kekuasaan kelompoknya.

Padahal sebelumnya, tepatnya Maret 2019, wilayah kekuasaan ISIS telah menjadi puing-puing. Pemimpin mereka saat itu, Abu Bakar al Baghdadi, tewas dalam serangan militer dan ISIS terpojok di satu wilayah kecil, Baghuz, di tepi Sungai Efrat. Namun, rencana rahasia telah dijalankan untuk menunjuk pemimpin baru.

Berasal dari keluarga terpandang

Investigasi mengenai pemimpin ISIS yang dipanggil Haji Abdullah itu bermula dengan mengikuti unit kontra terorisme Irak, yang sering disebut Brigade Elang. Mayor Ahmad (nama samaran), sebagai komandan brigade ditugaskan untuk melacak pemimpin baru ISIS. Ia berhasil menemukan seluk beluk tentang keluarga Haji Abdullah.

Keluarga tersebut memiliki 17 anak dan Abdullah, salah seorang di antaranya. Ayahnya dulu menjadi muazin di salah satu dari dua masjid dan memiliki dua istri. Warga sekitar masih mengingat mereka sebagai keluarga yang dihormati.

Namun, Abdullah disebut menjadi radikal setelah terpengaruh dengan kelompok-kelompok setempat, seperti Al-Qaida yang berkembang di Irak pada 2003. Sebagian besar pemimpin militer ISIS berasal dari daerah tersebut, khususnya di dekat Tala`far.

Pada 2003, saat pasukan yang dipimpin AS menyerang Irak, Abdullah telah ikut bergabung dengan kelompok jihad yang lebih kecil. Seperti yang lainnya, ia meninggalkan kelompok itu dan bergabung dengan operasi yang lebih besar. Keterlibatan Abdullah dengan kelompok-kelompok ekstrem menjadikannya anggota terkenal.

Pada 2008, Amerika menahannya di Penjara Bucca. Selama berbulan-bulan ia diinterogasi oleh pasukan Amerika. Mereka mengatakan Abdullah memberikan informasi tentang puluhan anggota organisasi itu. Dua tahun kemudian, ia dibebaskan.

Bergabung dengan ISIS

Setelah dibebaskan dari penjara, Abdullah langsung bergabung dengan Abu Bakar al Baghdadi. Ia menjadi anggota senior organisasi tersebut di Provinsi Nineveh. Keterlibatannya tak diragukan lagi, ia menjadi salah satu pemimpin yang menonjol dan sangat dekat dengan Al Baghdadi.

Pada Mei 2012, Abdullah mendapatkan identitas baru. Penampilannya sedikit berbeda. Saat itu, sejumlah besar pasukan AS telah ditarik dari Irak sehingga ISIS kembali memperkuat jaringan. Dengan pemerintahan Irak yang lemah, kelompok tersebut mulai menguat.

Kekejaman Abdullah

Saat ISIS menguasai kota Sinjar pada 2014, kekejaman Abdullah dan pengaruhnya mulai terlihat. Mereka membunuh ribuan warga minoritas Yazidi. Sebagian juga ingin memperbudak perempuan. Salem al Jubouri menyaksikan sengketa dalam organisasi itu. Namun, Abdullah tetap bersikeras menjadikan perempuan sebagai budak.

Salem mengatakan saat itu Abdullah mengatakan, “Sepanjang ini bagian dari agama, maka akan kita laksanakan berdasarkan ajaran.”

Menurut saksi lain yang menjadi anggota ISIS, ia memiliki komite di Irak dan Suriah. Pasukan di Irak tak mau menjadikan perempuan Yazidi sebagai budak karena mereka juga orang Irak dan takut akan keselamatan istri dan keluarga mereka. Berbagai anggota kelompok hak asasi mengklaim sekitar 7.000 perempuan ditahan dan dijadikan budak oleh ISIS.

Reporter : Afif Ardiansyah

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Danantara Dorong Kontribusi Program Swasembada Pangan

Oleh: Puteri Mahesa Widjaya*) Indonesia memasuki babak baru dalam upaya mewujudkan kemandirian pangannasional melalui langkah-langkah progresif yang digerakkan oleh Badan PengelolaInvestasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Lembaga ini tampil sebagai simboltransformasi pengelolaan aset negara yang bukan hanya efisien secara ekonomi, tetapijuga berpihak pada kebutuhan strategis bangsa. Dengan visi kuat dan strategi terukur, Danantara membuktikan diri sebagai motor penggerak utama program swasembadapangan. Langkah-langkahnya mencerminkan optimisme masa depan, di mana kekuatandomestik diolah menjadi sumber daya nasional yang berdaulat. Danantara hadir bukansekadar sebagai pengelola investasi, tetapi sebagai garda depan perubahan yang membawa harapan besar bagi terwujudnya kedaulatan pangan Indonesia. Komitmen Danantara terhadap program swasembada pangan mendapat apresiasi dariberbagai pihak, termasuk legislatif. Anggota Komisi VI DPR RI, Subardi, menyampaikan harapan besar agar Danantara dapat menjadi pemimpin dalam penguatan kedaulatanpangan nasional. Ia menegaskan bahwa Danantara memiliki kapasitas kelembagaanuntuk mengonsolidasikan aset-aset negara, termasuk lahan dan alat produksi yang belum terkelola secara maksimal. Menurutnya, banyak aset tanah milik negara, baikyang dikelola BUMN seperti PT Perkebunan Nusantara, Perhutani, maupun ID Food, yang dapat diberdayakan untuk mendukung ketahanan pangan. Dukungan ini menjadipenguat arah kebijakan Danantara dalam memanfaatkan kekuatan domestik gunamemenuhi kebutuhan strategis bangsa. Salah satu fokus utama Danantara dalam mewujudkan swasembada pangan adalahkonsolidasi aset-aset negara berupa lahan produktif. Melalui identifikasi dan pemetaanulang terhadap lahan-lahan yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal, Danantara mengambil langkah proaktif untuk menjadikannya sebagai basis produksipangan. Lahan milik negara yang berada di bawah pengelolaan berbagai BUMN kinidiarahkan untuk mendukung pertanian strategis, termasuk komoditas pangan pokokyang selama ini menjadi kebutuhan utama masyarakat. Hal ini sejalan dengan visijangka panjang pemerintah untuk menjadikan tanah sebagai sumber dayaberkelanjutan demi kesejahteraan rakyat. Tak hanya itu, Danantara juga mengedepankan revitalisasi pabrik dan alat produksiyang tersebar di berbagai wilayah. Dengan menghidupkan kembali fasilitas produksimilik negara, Danantara membangun fondasi industri pangan yang kuat dan efisien. Pabrik-pabrik yang telah dipulihkan akan difungsikan kembali sebagai pusat pengolahanhasil pertanian, gudang logistik, maupun sebagai pusat distribusi bahan pokok. Langkahini akan mempercepat rantai pasok, mengurangi biaya logistik, serta meningkatkandaya jangkau pangan ke seluruh penjuru nusantara. Dukungan Danantara terhadap ketahanan pangan juga ditunjukkan melalui konsolidasisektor pupuk. Chief Operating Officer BPI Danantara, Dony Oskaria, menjelaskan bahwadalam rencana kerja tahun 2025, industri pupuk menjadi salah satu prioritas utama. Konsolidasi ini mencakup pembangunan dan perbaikan pabrik, serta penyederhanaanproses bisnis agar produksi lebih efisien. Menurutnya, strategi ini bertujuan menurunkanbiaya produksi pupuk dan memastikan ketersediaannya bagi petani di seluruh wilayahIndonesia. Langkah tersebut menjadi bukti nyata bahwa Danantara tidak hanya fokuspada aspek korporasi, tetapi juga pada pelayanan terhadap kepentingan publik secaraluas. Dony juga menjabarkan bahwa Danantara telah menetapkan tiga klaster program utama: restrukturisasi, konsolidasi, dan pengembangan. Ketiga pilar ini menjadi fondasidalam optimalisasi sembilan sektor strategis BUMN, termasuk sektor pangan, pupuk, kawasan industri, dan hilirisasi komoditas. Program kerja ini mencerminkan keseriusanDanantara dalam membentuk sistem industri nasional yang tangguh dan efisien, dengan tujuan akhir mendukung kemandirian ekonomi dan ketahanan nasional. Untuk memastikan keberlanjutan seluruh inisiatif tersebut, Danantara juga menekankanpentingnya penguatan tata kelola kelembagaan, termasuk di bidang manajemen risiko, legalitas aset, sumber daya manusia, dan keuangan. Pendekatan ini menunjukkanbahwa transformasi yang dilakukan Danantara bukan semata-mata pada sisi fisik atauaset, tetapi juga menyangkut reformasi manajerial yang menyeluruh. Dalam konteks ini, Danantara hadir sebagai wajah baru dari pengelolaan investasi negara yang modern, efisien, dan berpihak pada kepentingan nasional jangka panjang. Langkah-langkah strategis Danantara juga didukung dengan kolaborasi lintas sektor, baik dengan kementerian teknis, pemerintah daerah, hingga pelaku usaha dankomunitas lokal. Kemitraan yang inklusif ini menjadi kekuatan penting dalammempercepat implementasi program swasembada pangan secara merata di berbagaiwilayah Indonesia. Dengan memperkuat sinergi, Danantara memastikan bahwa setiapelemen dalam rantai nilai pertanian, mulai dari produksi hingga distribusi, dapatberfungsi optimal. Dalam konteks pembangunan nasional, kehadiran Danantara menjadi representasi daritekad bangsa untuk berdiri di atas kaki sendiri. Pengelolaan aset negara yang diarahkanuntuk kebutuhan rakyat merupakan bentuk nyata dari ekonomi berdaulat. Melaluilangkah-langkah konkret yang dilakukan saat ini, Danantara tidak hanya memperkuatsektor pangan, tetapi juga meneguhkan peran strategis BUMN sebagai instrumenpembangunan nasional yang relevan dan berdampak langsung. Dengan arah yang jelas dan semangat kolaboratif yang tinggi, Danantara diyakini akanmenjadi lokomotif baru dalam mewujudkan swasembada pangan yang berdaulat, inklusif, dan berkelanjutan. Indonesia sedang bergerak menuju kemandirian pangan, dan Danantara berada di garda depan perjuangan ini, membawa harapan, solusi, danmasa depan yang lebih cerah bagi seluruh rakyat Indonesia. *Penulis merupakan Jurnalis Ekonomi dan Investasi
- Advertisement -

Baca berita yang ini