Jose Mujica, Presiden Termiskin di Dunia, Lebih Tidak Berharta Dibanding Ahmadinejad

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Presiden umumnya identik dengan figur yang memiliki rumah mewah dan gaya hidup mahal. Namun, di dunia ini ada julukan “Presiden Termiskin.”

Julukan itu bukan kiasan, tetapi benar-benar arti sesungguhnya. Julukan itu diberikan kepada Presiden ke-40 Uruguay bernama Jose Alberto Mujica Cordano.

Lelaki yang lahir di Montevideo 20 Mei 1935 tersebut justru memilih tinggal di rumah pertanian sangat sederhana pinggiran ibu kota Uruguay.

Lagi-lagi itu bukan sebuah kiasan, bangunan rumah tinggal tersebut tampak kusam karena bangunan lama, sebab itu adalah rumah masa kecilnya.

Di rumah dengan lahan pertanian yang luas itulah Mujica yang sering dipanggil ‘Pepe’ tersebut dibesarkan ibunya, Lucy Cordano, karena sang ayah, Demetrio Mujica wafat saat Pepe baru berusia lima tahun.

Setelah kematian ayahnya, finansial keluarga itu memburuk karena ibunya berpenghasilan rendah.

Pepe mencari cara untuk merubah keadaan, pada saat berusia 13 tahun, ia mulai bersepeda untuk klub di berbagai kategori dan akhirnya mempunyai banyak teman.

Namun, kehidupan miskin tidak membuatnya kemaruk harta saat menjabat presiden 1 Maret 2000 – 1 Maret 2015. Pepe bahkan menyumbangkan 90 persen gaji presiden yang setara 12 ribu dolar AS per bulan untuk masyarakat miskin.

Meski dijuluki sebagai “Presiden termiskin di dunia,” namun Pepe selalu berpendapat bahwa orang miskin adalah mereka yang hanya bekerja untuk mempertahankan gaya hidup yang mahal dan selalu menginginkan lebih dan lebih.

Jika dibandingkan dengan Ahmadinejad dari Iran yang sama-sama hidup sederhana, Pepe memang layak dijuluki “Presiden termiskin di dunia.”

Sebab, mobil pribadi Pepe hanya sebuah Volkswagen Beetle tahun 1967, sedangkan mantan Presiden Iran tersebut memiliki Peugeot 504 tahun 1976. Apalagi, mobil Pepe bukanlah VW yang sangat terawat karena catnya sudah kusam.

Selain itu, Pepe tidak pernah memiliki rumah seperti Ahmadinejad. Tempat tinggalnya selama ini adalah peninggalan orang tuanya.

Dia berpendapat orang yang tidak memiliki banyak harta tidak perlu bekerja sepanjang hidup seperti budak. Karena seseorang itu akan punya banyak waktu untuk diri sendiri. (Annisaa Rahmah)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Di Era Pemerintahan Presiden Prabowo, Korban Judol Diberikan Perawatan Intensif di RSCM

Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat mengumumankan adanya inisiatif baru dalam upaya menangani dampak sosial dan psikologis...
- Advertisement -

Baca berita yang ini