MATA INDONESIA, JAKARTA – Ketika mendengar nama Albert Einstein mungkin yang langsung terlintas di benak Kamu adalah kejeniusannya di bidang fisika dan matematika.
Selain memiliki pemikiran dan ide-ide yang luar biasa, rupanya Einstein juga memiliki kebiasaan-kebiasaan berbeda pula dari orang pada umumnya sehingga menjadi rahasia hingga kematiannya.
Berikut kebiasaan-kebiasaan Albert Einstein yang Mata Indonesia himpun.
1. Tidur Selama 10 Jam
Bagi sebagian besar orang waktu tidurnya 6-8 jam per hari. Namun, Einstein selama 10 jam per hari. Tetapi, bisakah kita menjadikan kebiasaannya ini sebagai cara untuk menjadi cerdas?
Penulis buku John Steinbeck pernah mengatakan, “Ini adalah pengalaman umum bahwa masalah yang sulit pada malam hari dapat teratasi pada pagi hari setelah tidur.”
Banyak terobosan dan penemuan Einstein didapatkannya ketika sedang tertidur. Sebut saja Tabel Periodik, Struktur DNA dan Teori Relativitas.
Teori yang terakhir tersebut muncul saat Einstein sedang bermimpi tentang sapi-sapi yang disetrum. Apakah itu memang benar?
Pada 2004, para ilmuwan di Universitas Lubeck, Jerman menguji gagasan tersebut dengan eksperimen sederhana. Pertama-tama mereka melatih para sukarelawan untuk bermain sebuah permainan angka.
Kebanyakan dari mereka perlahan-lahan memahaminya dengan berlatih, tapi sejauh ini cara tercepat untuk memperbaikinya adalah mengungkap aturan yang tersembunyi.
Saat para siswa diuji lagi pada delapan jam kemudian, mereka yang diizinkan untuk tidur dua kali lebih memungkinkan untuk memahami aturannya daripada mereka yang tetap terjaga.
Ternyata Waktu kita tertidur, otak memasuki serangkaian siklus. Setiap 90-120 menit, otak berfluktuasi antara tidur ringan, tidur lelap, dan fase yang berhubungan dengan mimpi yang dikenal sebagai Rapid Eye Movement (REM), yang akhirnya disadari tidur ternyata memang memiliki peran besar dalam belajar dan mengingat.
2. Berjalan Kaki
Salah satu hal yang dilakukan Einstein untuk melatih kemampuan otaknya adalah dengan berjalan kaki. Sewaktu dia bekerja di Universitas Princeton, New Jersey, dia berjalan sekitar 2,4 km pulang-pergi kampus.
Ia mengikuti jejak langkah para pejalan rajin lainnya. Kebiasaaan ini diketahui tidak hanya sebagai olahraga, ada bukti yang menyebutkan bahwa dengan berjalan kaki bisa meningkatkan daya ingat, kreatifitas, dan penyelesaian masalah.
Untuk kreatifitas setidaknya, berjalan di luar bahkan lebih baik. Mengapa demikian? Jika Kamu memikirkannya, mungkin hal ini memang terasa tidak masuk akal. Berjalan kaki ternyata dapat mengalihkan perhatian otak dari tugas serebral yang lebih banyak dan memaksa fokus pada penggunaan satu kaki di depan kaki satunya lagi agar tidak terjatuh.
Dengan mengurangi aktivitas di bagian otak tertentu, otak akan mengadopsi gaya berpikir yang sangat berbeda, yang dapat memberikan wawasan yang tidak akan Kamu dapatkan saat berpikir dalam keadaan duduk di meja kerja.
3. Memainkan Alat Musik
Diketahui bahwa Albert Einstein sangat menyukai bermain Biola, bahkan ia sering memainkannya saat sedang mengamati burung.
Bermain alat musik mungkin bisa menjadi salah satu alternatif yang sangat luar biasa dalam melatih keterampilan otak, karena saat memainkan sebuah instrumen memerlukan koordinasi mata, tangan, keterampilan mendengar, dan daya ingat serta konsentrasi yang tinggi.
Maka tidak heran jika dengan hal tersebut otak akan terlatih dengan baik. Bukan hanya itu saja, mendengar musik klasik juga dipercaya dapat menurunkan tingkat stress karena saat mendengarkan lagu klasik, kadar kortisol (hormon tubuh yang menentukan respon terhadap situasi tertentu) dalam tubuh kita akan menurun.
4. Makan Spageti
Diketahui bahwa otak membutuhkan banyak sekali nutrisi dan juga energi dalam menjalankan tugasnya dengan baik. Setidaknya 20 persen energi tubuh kita akan diserap otak.
Energi tersebut bisa kita dapatkan dari berbagai jenis makanan salah satunya karbohidrat. Maka tak heran jika Einsten bisa berpikir dengan baik di setiap kesempatan karena hobinya makan spageti.
Meskipun karbohidrat memiliki pengaruh buruk bagi tubuh, namun Einsten lagi-lagi memilih hal yang tepat. Seperti bagian tubuh lainnya, otak lebih memilih memroses gula sederhana, seperti glukosa, yang telah diurai dari karbohidrat.
Neuron atau syaraf membutuhkan pasokan karbohidrat yang hampir rutin dan hanya akan menerima sumber-sumeber energi lainnya saat benar-benar membutuhkan. Di situlah letak masalahnya. Otak tidak bisa menyimpan energi, jadi ketika tingkat glukosa jatuh, energinya seketika itu juga habis.
5. Makan Serangga
Meskipun terdengar aneh, namun ini masih masuk akal untuk dilakukan. Jika dalam memenuhi energi serta kebutuhan karbohidrat Einsten memilih spageti, maka serangga menjadi pilihan baginya untuk memenuhi gizi lainnya.
Serangga ternyata mengandung karbohidrat, protein, vitamin, mineral essential dan lemak sehat. Dengan mengkonsumsi serangga akan sangat berpengaruh pada kesehatan otak dan juga sistem kardiovaskular. (Dhelana Unggul Parastri)