Dinasti Karut Marut Sirimavo Bandaranaike PM Wanita Pertama di Dunia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Dari awal merdeka, penguasa Sri Lanka hanya dikuasai keluarga elite di Kolombo. Jurang kemiskinan di negara yang dekat dengan India ini sangatlah lebar. Sulit sekali orang biasa meraih kekuasaan di negara yang mayoritas beragama Buddha ini.

Hal ini terjadi pada Sirimavo Bandaranaike. Ia adalah perdana menteri wanita pertama di dunia. Sebenarnya naiknya Sirimavo menjadi perdana menteri bukan karena prestasinya tapi karena ia menggantikan posisi suaminya yang terbunuh.

Tragisnya, meski Sirimavo menjabat tiga periode, ia justru tersingkir oleh anak dan cucunya sendiri.

Sejarah Sri Lanka memang tak jauh dari oligarki kekuasaan keluarga. Dari awal merdeka dari Inggris, hanya segelintir orang yang bisa naik untuk meraih kekuasaan. Dan itu harus berasal dari keluarga tertentu. Sulit rasanya berasal dari keluarga rakyat biasa.

Demikian juga dengan Sirimavo atau Sirima Ratwatte. Perempuan yang lahir pada 17 April 1916 merupakan anak dari keluarga kaya dan terkenal. Dia adalah anak pertama dari enam bersaudara.

Ayahnya, Barnes, adalah anggota senat dan seorang dewan negara. Belum lagi keluarga Sirima Ratwatte yang merupakan keturunan keluarga Radala yang juga terkenal di Sri Lanka.

Sirimavo menikah dengan Solomon WRD Bandaranaike pada tahun 1940 dengan perbedaan usia 17 tahun. Pernikahan tersebut sebagai sebuah persatuan kedua keluarga ningrat rendah dan ningrat. Ini juga cara Solomon untuk naik kelas dan masuk kalangan elite di Sri Lanka.

Solomon WRD Bandaranaike
Solomon WRD Bandaranaike

Penampilan Solomon yang menawan membuat Sirimavo jatuh hati. Mereka menikah dan memiliki tiga anak. Sunethra dan Chandrika merupakan kedua putrinya yang lahir pada tahun 1943 dan 1945. Sedangkan seorang putranya, Son Anura lahir pada 1949.

Sebagai keluarga elite, Sirimavo mengenyam pendidikan di St. Bridget di Kolombo. Namun setelah menikah Sirimavo memilih menjadi seorang ibu rumah tangga selama 20 tahun.

Suaminya Solomon yang meniti karier menjadi seorang politisi perlahan merangkak naik dari seorang menteri, pemimpin oposisi, dan kemudian menjadi Perdana Menteri. Sebagai seorang istri dari perdana menteri, Sirimavo ramah dan menawan. Ia membantu suaminya masuk ke pergaulan kalangan atas di Sri Lanka. Sirimavo memiliki banyak koneksi serta kontak dengan para petinggi politik, pejabat-pejabat, serta diplomat asing.

Namun di tengah kesibukan mengurus rumah dan bergaul, pada tahun 1959, suaminya terbunuh oleh biksu Buddha. Hal ini membuat Sirimavo shock. Pembunuhan suaminya ini menjadi awal krisis kekuatan yang mengacaukan dunia politik Sri Lanka.

Ia berduka. Namun sesaat setelah itu, ia bangkit. Ia mengubah dirinya menjadi seorang politikus. Ia terjun ke dunia politik dan ikut kampanye untuk partai suaminya. Sirimavo mengambil alih kepemimpinan Freedom Party.

Di tahun 1960, ia menjadi pemimpin partai tersebut. Partainya menang. Sirimavo terpilih menjadi Perdana Menteri. Dan ini sejarah pertama di Sri Lanka. Menjadi wanita pertama yang menjabat sebagai pemimpin tertinggi di sebuah negara yang masih kuat dengan perlakuan kurang baik terhadap perempuan.

Dari sinilah cerita Sirimavo sebagai pencetak sejarah dimulai. Ia menjadi perdana menteri wanita pertama. Ia duduk bersama negarawan lainnya. Di tahun 1961, Sirimavo mengikuti pertemuan pimpinan negara-negara Persemakmuran di London. Dan ia menjadi wanita pertama yang ada di sana.

Tentu saja ceritanya tidak mulus. Orang suka mengkritiknya. Perempuan yang oleh lingkungannya terkenal dengan nama Mrs B ini bisa dengan lihai memanfaatkan emosi untuk meraih dukungan. Di beberapa kesempatan, emosi Sirimavo keluar dalam bentuk tangisan.

Ia antara lain menangis saat bersumpah untuk melanjutkan kebijakan suaminya. Akibatnya, pihak oposisi dan kritikus menyebut Sirimavo sebagai janda yang gampang berurai air mata (weeping widow).

Banyak tuduhan tidak enak diterima Sirimavo. Para kritikus menyebut dia sebagai orang yang memanfaatkan kematian suaminya untuk mendapatkan kekuasaan dan dukungan.

Sirimavo membawa pengaruh baik. Meski lahir dari keluarga kaya, ia seorang sosialis. Dengan jabatannya ia memajukan sosial-ekonomi dan nasionalisasi di sektor ekonomi utama.

Sirimavo sendiri juga berhasil menjalin hubungan internasional. Ia memiliki hubungan netral antara barat dan timur. Sirimavo melanjutkan kebijakan dan menasionalisasi sektor ekomomi yang menjadi kunci. Misalnya perbankan dan asuransi. Namun Sirimavo gagal mengatasi masalah ekonomi.

Baru satu tahun kemenangannya di pemilu 1960, Sirimavo menyerukan status darurat. Kaum minoritas Tamil memberontak. Mereka berang karena keputusan Sirimavo untuk menghapuskan Bahasa Inggris dari bahasa resmi. Sirimavo memerintahkan untuk melakukan seluruh aktifitas pemerintahan dengan Bahasa Sinhala. Bahasa ini merupakan bahasa kaum mayoritas Sinhalese.

Kaum Tamil menganggap tindakan Sirimavo merupakan tindakan diskriminatif. Dan ini merupakan upaya membatasi akses Tamil ke posisi resmi dan hukum. Sikap keberpihakan Sirimavo ini memicu pemberontakan kaum Tamil.

Masalah lebih jauh muncul bersamaan saat ia mengambil-alih bisnis asing. Tindakan ini membuat Amerika dan Inggris meradang hingga mengembargo bantuan ke Sri Lanka. Sirimavo pun mulai mendekat ke Cina dan Uni Soviet dan merajai non-blok.

Di negerinya, banyak rakyat tak puas dengan Sirimavo. Militer memberontak dan melakukan kudeta. Selama periode pemerintahannya, Sirimavo sibuk meredam pemberontakan.

Di Pemilu berikutnya tahun 1965, partai Sirimavo kalah. Ia pun lengser dari kedudukannya. Situasi Sri Lanka tetap tak berubah. Korupsi merajalela dan kekuatan kelompok elite masih kuat bercokol.

Sirimavo paham masalah itu sehingga ia punn kembali memimpin partainya untuk merebut kekuasaan. Di Pemilu 1970, partainya menang telak.

Namun seperti dugaan banyak kalangan, Sirimavo tak bisa melakukan apa-apa. Yang paling fatal, tiba-tiba saja Sirimavo memutuskan seluruh hubungan dengan Inggris. Ia mengubah Dominion of Ceylon menjadi Republik Sri Lanka. Ia berhadapan dengan militer yang memang sejak awal tidak menyukainya.

Sirimavo hanya punya pasukan yang kecil. Namun ia punya taktik jitu. Karena pergaulannya yang cukup luas di kalangan internasional, Sirimavo minta bantuan dari negara lain untuk meredakan pemberontakan di negaranya sendiri.

dan upaya menekan kudeta militer. Pasukan kecil Srilanka tak sanggup menghadapi pemberontakan. India dan Pakistan mengirimkan pasukan ke Kolombo. Berkat bantuan dua negara ini, Sirimavo berhasil meredakan pemberontakan.

Sayangnya, Sirimavo gagal mengatasi masalah ekonomi. Tahun 1973, krisis minyak memberi dampak traumatis pada perekomomian Sri Lanka. Pemerintah tidak memiliki akses ke bantuan Barat dan kebijakan sosialisnya membungkam kegiatan ekonomi.

Sisi emosional seorang ibu membuat pikiran Sirimavo pun sudah tak jernih. Ia tak mau menerima kritik. Ia bahkan menutup kelompok surat kabar Independent. Surat kabar ini memang merupakan kritikus paling kejam terhadap dirinya.

Di sisi lain, Sirimavo sebelumnya telah menasionalisasi surat kabar Lake House. Surat kabar terbesar ini kemudian berubah menjadi corong resmi pemerintah.

Masuk tahun 1976, nama Sirimavo lebih harum di luar negeri daripada di negerinya sendiri. Kemenangan terbesarnya adalah menjadi ketua Gerakan Non-Blok. Ia bahkan menjadi tuan rumah Gerakan Non Blok.

Namun tetap saja, rakyat sudah muak dengan Sirimavo. Korupsi keluarga dan kondisi perekonomian yang terus terpuruk membuat Sirimavo tak bisa berbuat apa-apa. Ia pun kembali kalah dalam Pemilu 1977.

Gagal menjadi seorang perdana menteri ternyata juga gagal mendidik anak-anaknya. Nyaris selama 17 tahun berikutnya, Sirimavo bertengkar dengan anak-anak dan cucunya atas kepemimpinannya di Freedom Party. Pertengkaran ini dipertontonkannya di hadapan umum.

Ambisi Sirimavo untuk berkuasa akhirnya terbentur saat berhadapan dengan anaknya, Chandrika.

Anak perempuannya yang ambisius ini berhasil mengalahkan ibunya dan menjadi Presiden Srilanka di tahun 1994. Sementara anak lelakinya, Anura Bandaranaike menjadi pimpinan kunci partai oposisi United National Party.

Sirimavo berhasil melahirkan sebuah dinasti politik yang karut marut.

Penulis: Deandra Alika Hefandia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Komsos TNI dengan Komponen Masyarakat, Bersatu dalam Keberagaman Menuju Indonesia Maju

Mata Indonesia, Sleman - Kasiter Kasrem 072/Pamungkas Kolonel Kav Tri Sugiarto mewakili Danrem 072/Pamungkas hadiri kegiatan Komunikasi sosial (Komsos) TNI dengan Komponen Masyarakat (Kommas) TA. 2024 bertempat di Ballroom Ayodya Hotel Indoluxe, Jalan Palagan Tentara Pelajar No.106, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Selasa, (21/5/2024).
- Advertisement -

Baca berita yang ini