Bom Fat Man, Si Penghancur Nagasaki

Baca Juga

MATA INDONESIA, TOKYO  – Perang Pasific atau Perang Dunia II segera berakhir. Saat itu  kota Nagasaki menjadi target serangan pengeboman oleh Amerika Serikat. Hal ini membuat warga menjadi ‘kebal’ dengan suara sirine peringatan. Ironisnya, 9 Agustus 1945 pukul 11.02, kota ini benar-benar diserang.

Tak tanggung-tanggung, bom nuklir menghancurkan seluruh isi kota Nagasaki beserta penduduknya. Bom Fat Man ini mempunyai daya ledak lebih besar dibanding ‘kakaknya’ Little Boy yang menghancurkan Kota Hiroshima.

Fat Man merupakan kode bom Amerika Serikat untuk menghancurkan Kota Nagasaki. Fat Man merupakan bom kedua Amerika ke Jepang, tiga hari sebelumnya “Little Boy” juga telah meledakkan Hirosima.

Pesawat pengangkut Fat Man adalah Boeing B-29 bernama Superfortress Bockscar.  Pesawat ini lepas landas pukul 03.47 pagi dari Kepulauan Tinian.

Bom ini beratnya 10300 pon (4.670 kilogram), panjang 128 inci (3,3 meter) dengan diameter 60 inci (1,5 meter).  Berisikan plutonium seberat 6,2 kilogram.

Beda Target

Sebenarnya Fat Man memiliki tiga potensi target, Kokura, Kyoto, dan Niigita. Kyoto dihapus dalam target sasaran dan diganti kota Nagasaki. Kota Nagasaki dipilih dengan alasan banyaknya penduduk yang menganut agama Katolik. Niigita menjadi pilihan terakhir karena faktor jarak yang terlalu jauh. Sehingga hanya ada dua pilihan, Kokura dan Nagasaki.

Lain nasib dengan Enola Gay (pesawat pengangkut bom nuklir  ke Hiroshima) yang masih dapat terbang setelah menjatuhkan bom. Backscar mengalami kendala pada pompa bahan bakar dan memaksa untuk membuang 800 galon avtur supaya mengurangi beban pesawat.

Saat itu Nagasaki sedang berawan. Komandan Ashworth, seorang ahli senjata menjatuhkan pilihannya. Guna menghindari deteksi radar, maka Kota Nagasaki paling cocok. Kebakaran hebat terjadi pasca jatuhnya bom nuklir ke daratan, tidak ada hujan seperti yang terjadi di Hiroshima. Karena Nagasaki adalah kota minim air.

Efek ledakan nuklir Fat Man,menewaskan setidaknya 40 ribu jiwa dan 60 ribu orang cidera. Korban ledakan di Nagasaki lebih sedikit dibandingkan Hiroshima karena kontur kota yang berbukit-bukit.  Jumlah korban terus meningkat. Desember 1945 jumlah kematian pasca ledakan mencapai 70 ribu jiwa dan terus meningkat selama lima tahun.

Setelah dua kali peristiwa pengeboman yang  menewaskan ratusan ribu jiwa membuat Jepang menyerah tanpa syarat. Peristiwa ini menandai berakhirnya Perang Dunia II yang terjadi sejak tahun 1939.

Amerika Serikat telah merencanakan untuk menjatuhkan bom atom kedua mereka pada 11 Agustus akibat kekeraskepalaan Jepang itu, tetapi cuaca buruk yang terjadi pada hari itu mendorong rencana menjatuhkan bom maju menjadi tanggal 9 Agustus.

Jadi pada pukul 01:56 pagi, sebuah pesawat pengebom B-29 ‘Bockscar’ bersama komandannya yang biasa, Frederick Bock, lepas landas dari Pulau Tinian di bawah komando Mayor Charles W Sweeney.

Keputusan Komite Truman 

Pemilihan kota Nagasaki untuk dijatuhi bom hingga saat ini memang simpang siur.  Presiden Harry Truman membentuk komite untuk memutuskan kota mana di Jepang yang akan menerima bom atom Little Boy dan Fat Man. Komite ini tidak menempatkan Nagasaki di antara dua pilihan teratas mereka. Sebaliknya mereka mengidentifikasi Kokura sebagai target kedua setelah Hiroshima.

Pilihan ketiga, Nagasaki adalah kota pelabuhan yang terletak sekitar 100 mil dari Kokura. Kota ini lebih besar, dengan perkiraan populasi 263.000 orang, dan beberapa fasilitas militer utama, termasuk dua pabrik militer Mitsubishi.

Nagasaki juga merupakan kota pelabuhan yang penting. Seperti Kokura dan Hiroshima, sejauh ini tidak terlalu menderita akibat pengeboman konvensional Amerika. Keputusan untuk menggunakan Fat Man hanya beberapa hari setelah ledakan Little Boy di Hiroshima berdasarkan pada dua perhitungan:

  • Cuaca Jepang yang selalu berubah—munculnya topan atau peristiwa cuaca besar lainnya dapat memaksa penundaan pengeboman selama berminggu-minggu,
  • Keyakinan bahwa dua pemboman yang terjadi secara berurutan akan meyakinkan Jepang bahwa Amerika memiliki banyak perangkat atom dan siap untuk terus menggunakannya sampai Jepang akhirnya menyerah.

Dampak Bom Atom

"<yoastmark

Bom yang jatuh di Kota Nagasaki hampir tepat di atas pabrik Mitsubishi yang menjadi target utama kota, bukan di atas kawasan perumahan dan bisnis. Lokasinya lebih jauh ke selatan. Rangkaian bukit yang menopang Nagasaki juga agak membatasi ledakan awal dan membatasi kerusakan.

Namun, dampak bom ini tetap saja sangat menghancurkan. Segala sesuatu dalam jarak satu mil dari ground zero musnah. Empat belas ribu rumah terbakar. Orang-orang yang dekat dengan ledakan itu menguap; mereka yang kurang beruntung berada di luar radius itu menerima luka bakar yang mengerikan dan paparan radiasi yang mematikan.

Kota Nagasaki di masa Pandemi
Kota Nagasaki di masa Pandemi

Meskipun perkiraannya bervariasi, d40.000 orang tewas oleh ledakan awal. Pada awal tahun 1946, lebih dari 30.000 orang tewas. Dan dalam lima tahun ke depan, lebih dari 100.000 orang tewas oleh si Fat Man yang jatuh di Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini