Mata Indonesia, Sleman – Pemkab Sleman, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman mengonfirmasi bahwa status siaga darurat bencana hidrometeorologi di Bumi Sembada akan diberlakukan hingga akhir Februari 2024.
BPBD Sleman memberikan peringatan kepada masyarakat terkait potensi bencana angin kencang dan bencana hidrometeorologi lainnya di semua kapanewon (kecamatan) di wilayah tersebut selama musim hujan saat ini.
“Potensi bencana hidrometeorologi dapat terjadi di seluruh kapanewon di Sleman, terutama di wilayah yang sebelumnya telah mengalami bencana angin kencang,” kata Makwan, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman, Minggu 14 Januari 2024.
Keadaan ini memaksa Pemkab Sleman untuk menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi di seluruh wilayah sejak 1 Desember 2023 hingga 29 Februari 2024.
Makwan menekankan pentingnya langkah antisipasi dengan mengajak masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan memperhatikan tanda-tanda cuaca. Ia juga menyarankan masyarakat untuk melakukan tindakan mitigasi, seperti pemangkasan pohon-pohon yang dianggap berpotensi tumbang.
Selain itu, Makwan menyoroti kebutuhan pemeriksaan konstruksi atap rumah, khususnya pada paku-paku yang mungkin lepas atau kayu yang rentan terhadap angin kencang.
“Peringatan untuk masyarakat, atap yang terbuat dari seng atau galvalum juga perlu dicek kekuatannya,” ujar dia.
Dalam konteks potensi banjir, longsor, dan genangan air selama hujan deras, masyarakat diingatkan untuk lebih memperhatikan kondisi saluran air, aliran sungai, dan kontur tanah di sekitar mereka.
Makwan juga mencatat bahwa hujan deras di Gunung Merapi wilayah DIY, dapat menyebabkan banjir lahar hujan, sehingga masyarakat dihimbau untuk waspada dan menghindari aktivitas di aliran sungai berhulu Gunung Merapi, termasuk kegiatan pariwisata.