MATA INDONESIA, JAKARTA – Tanggapan tokoh militer Indonesia, Jenderal TNI (Purnawirawan) A.M. Hendropriyono terkait pembubaran FPI malah dibalas dengan hinaan oleh aktivis Papua, Natalius Pigai.
“Orangtua mau tanya. Kapasitas Bapak di negara ini sebagai apa ya, Penasehat Pres, Pengamat? Aktivis?. Biarkan diurus generasi abad ke 21 yang egaliter, humanis, Demokrat. Kami tidak butuh hadirnya dedengkot tua. Sebabnya Wakil Ketua BIN & Dubes yang Bapak tawar saya tolak mentah2. Maaf,” tulis Pigai dalam akun Twitternya, @NataliusPigai2.
Cuitan itu pun segera ditanggapi oleh Mantan Kepala BIN tersebut di akun Twitternya, @edo751945. Hebatnya Hendro membalas penghinaan itu dengan kalimat bijaksana dan sopan.
Berikut rangkaian kalimat jawaban Jenderal TNI Hendropriyono atas penghinaan dari Pigai dikutip pada Sabtu 2 Januari 2020.
“Buat seorang pejuang tidak ada kata berhenti ananda @NataliusPigai2. Jika negara dalam bahaya, kita harus membelanya. Harus tanpa hitung untung atau rugi dan muda atau tua.
Sebagai pejabat saya dulu berjuang dengan kewenangan saya, sekarang sebagai rakyat dengan mulut saya dan jika kelak tak berdaya secara fisik, maka saya akan berjuang dengan do’ saya. Begitu betuk tingkatan iman saya, sebagai seorang muslim.
Apa yang saya sampaikan hanya menasihati supaya kamu tidak larut, tersesat dan menyesal, karena saya yakin kalau sekarang tidak mau mendengarnya kelak kamu juga akan sadar.
Saya mengenalmu karena menganggap kamu seorang pemuda harapan bangsa yang patriotik, berani dan pandai. Karena itu saya tanya kenapa kamu tidak jadi pejabat saja, agar semua bakat dan potensimu tersalur dan bermanfaat.
Bukan saya tawari jabatan di pemerintahan, karena saya tidak punya kewenangan apapun apalagi sebagai formatur.
Patriotik dan cerdas karena saya dengar kamu mengkritik ide separatisme dengan mengatakan, bahwa seharusnya bercita-cita jadi Presiden RI daripada hanya sebagai Presiden Papua.
Waktu pertama kali kita kenal, kamu adalah komisioner Komnas HAM. Kita bertemu di restoran Kunskring di Jalan Teuku Umar. Dengan bersemangat kamu menawarkan jasa, untuk membela saya dalam kasus Talangsari.
Saya tidak menanggapi, karena saya merasa kasus tersebut sudah selesai secara hukum. Juga sudah selesai secara Islam melalui islah.
Setelah lama tidak bertemu dan kamu bukan penguasa lagi, kamu berubah 180 derajat. Selain patriotisme dan kepandaianmu, moralmu juga sangat merosot. Sopan santun dan akal budimu lenyap, karena ditelan kekecewaan sebagai penganggur yang tak terakomodasi di tempat yang kamu inginkan.
Semua kata yang keluar dari mulutmu adalah ungkapan dari pikiranmu. Itulah sebabnya saya bisa bilang kamu bukan Pigai yang dulu lagi.
Terima kasih atas penghinaanmu kepada saya sebagai orangtua, yang tidak pernah menyakiti kamu. Saya berharap agar pikiranmu jangan ke sana ke mari terus, untuk mencari pengakuan atau kedudukan. Pegang teguh prinsip agar lebih banyak orang menghargai kamu, sehingga kamu mendapat tempat yang terhormat di masyarakat.
Demikian Pigai, semoga kita masih bisa bertemu lagi, sebelum umur tidak memungkinkannya. Salam dan selamat tahun baru 2021,” tulis jebolan Akademi Militer (Akmil) 1967 itu.
Sebelumnya Jenderal TNI Hendro mengeluarkan ultimatum ditujukan kepada organisasi manapun yang berusaha melindungi mantan anggota ormas terlarang FPI.
“Organisasi pelindung ex FPI dan para provokator tunggu giliran,” cuit Hendropriyono dalam akun Twitternya, pada Kamis, 31 Desember 2020.
“Tgl 30 Des 2020 masy bgs Indonesia merasa lega, krn mendapat hadiah berupa kebebasan dari rasa takut yg mencekam selama ini,” katanya.