Yuk, Mengenal Lebih Dekat Tiga Obat Covid-19 yang Bakal Diuji WHO

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – WHO (Badan Kesehatan Dunia) kabarnya akan melakukan pengujian terhadap tiga jenis obat Covid-19, yakni yaitu infliximab, imatinib, dan artesunat.

Pemilihan ketiga obat untuk terapi ini dilakukan bukan tanpa alasan. Para peneliti percaya bahwa obat ini memiliki potensi tinggi dalam membantu mengurangi tingginya angka kematian akibat penyakit Covid-19 di seluruh dunia.

Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus selaku Direktur Jenderal WHO mengatakan, mendapatkan terapi yang lebih mudah diakses sekaligus lebih efektif untuk semua pengidap Covid-19 masih tetap menjadi kebutuhan kritis. Pun, ada kebanggaan tersendiri bagi WHO karena bisa menjadi pemimpin dalam upaya besar ini.

  1. Artesunat
    Sebenarnya, artesunat merupakan obat yang lebih sering digunakan untuk mengatasi penyakit malaria. Obat yang dibuat oleh Ipca ini adalah produk turunan dari artemisinin, yaitu obat antimalaria yang diproduksi dengan menggunakan ekstraksi ramuan Artemisia annua.

Rencananya, obat tersebut akan dilakukan uji coba melalui intravena selama sekitar 7 hari. Pemberian obat ini juga disarankan untuk membantu mengobati penyakit malaria berat.

Artemisinin dan semua produk turunannya sendiri sudah dipakai dalam skala luas untuk membantu mengobati malaria dan masalah kesehatan akibat parasit lain selama 30 tahun lebih. Penggunaannya pun bisa dikatakan sangat aman.

  1. Infliximab
    Selanjutnya adalah infliximab, jenis obat yang digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan yang menyerang sistem imunitas tubuh. Obat yang dibuat oleh Johson and Johson ini rencananya akan diberikan melalui intravena dengan dosis tunggal.

Standar dosis yang diberikan adalah dosis standar, seperti saat diberikan untuk pengidap penyakit Crohn dalam waktu lama. Ketika berada di dalam tubuh, infliximab akan bekerja dengan menghambat alfa TNF antibodi monoklonal chimeric yang telah mengenali alfa TNF manusia.

Penggunaan anti-TNF ini telah disetujui dalam mengobati peradangan autoimun selama 20 tahun lebih. Jenis obat ini juga dikatakan menunjukkan efek positif dalam membatasi terjadinya peradangan yang lebih luas lagi. Termasuk pada orang-orang lanjut usia yang memang secara klinis rentan terhadap Covid-19.

Namun, uji coba obat Covid-19 ini masih terus dilakukan dalam tahapan lanjut oleh WHO dengan pendampingan dan pengawasan oleh petugas kesehatan.

  1. Imatinib
    Terakhir adalah imatinib, jenis obat yang banyak digunakan untuk mengatasi jenis kanker tertentu. Obat yang dibuat oleh perusahaan farmasi Novartis ini telah dilakukan pengujian oleh WHO melalui oral selama kurang lebih 14 hari dengan dosis satu hari sekali.

Tak seperti artesunate, obat ini diberikan dengan dosis yang paling rendah, yaitu dosis terbawah pada pengidap yang mengalami keganasan hematologis. Kondisi ini dilakukan karena obat diberikan pada waktu yang lama.

Imatinib sendiri merupakan sejenis inhibitor konasi molekul kecil. Obat ini diformulasikan sebagai obat kemoterapi oral untuk mengatasi kanker jenis tertentu. Data pengujian awal menunjukkan obat ini bekerja dengan membalikkan kebocoran pada kapiler paru.

Uji lain yang dilakukan di Belanda berhasil membuktikan bahwa imatinib mampu memberikan efek klinis positif pada pengidap COVID-19, yang sedang menjalani perawatan tanpa efek samping yang membahayakan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini