Korban Gempa Haiti Melonjak menjadi 1,297 Jiwa

Baca Juga

MATA INDONESIA, PORT AU PRINCE – Korban meninggal dunia gempa Haiti bermagnitudo 7,2 melonjak menjadi 1,297 jiwa dan sekitar 5,700 warga lainnya dilaporkan mengalami luka-luka.

Bencana alam yang terjadi pada akhir pekan lalu itu kian memperburuk krisis dalam negeri Haiti. Belum lagi kabar yang menyebutkan bahwa Haiti akan dilanda badai tropis dalam waktu dekat –yang mengancam kehancuran yang lebih besar lagi.

Kepala Badan Perlindungan Sipil Haiti, Jerry Chandler mengatakan, lebih dari 13 ribu bangunan di daerah itu hancur, termasuk gereja, rumah sakit, dan setidaknya dua hotel.

“Orang-orang menangis di jalanan, dinding rumah runtuh. Ini adalah pengalaman terburuk yang bisa dialami seseorang. Orang-orang telah kehilangan rumah mereka, keluarga mereka. Untuk saat ini, kami sendirian,” Linda Caracolis, seorang penduduk di pinggiran kota Jeremie, melansir The Wallstreet Journal, Senin, 16 Agustus 2021.

Jumlah korban jiwa diperkirakan akan meningkat, mengingat warga terdampak masih mencari ratusan orang yang hilang. Masalah lain yang dihadapi para korban adalah beberapa lembaga bantuan di ibu kota Port-au-Prince enggan mengirim bantuan melalui jalan darat ke wilayah selatan yang paling parah terkena dampak karena geng yang secara teratur memeras dan bahkan menculik pengemudi di sepanjang rute tersebut.

“Kami tidak dapat mengirimkan barang ke Les Cayes melalui jalan darat karena pengiriman diserang dan dibajak,” kata Akim Kikonda, perwakilan Catholic Relief Services.

Sebaliknya, badan amal tersebut bermaksud untuk mengirimkan pasokan ke Les Cayes melalui laut menggunakan program yang sedang disiapkan oleh Program Pangan Dunia, badan bantuan pangan Perserikatan Bangsa-Bangsa, katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini