Waduh, Infeksi Covid-19 Bisa Turunkan Gairah Seksual!

Baca Juga

MATA INDONESIA, HONG KONG – Sebuah studi dari University of Hong Kong (HKU) mengungkapkan bahwa infeksi Covid-19 dapat mengurangi jumlah sperma pria dan menurunkan gairah seksual.

Namun, Anda kaum pria tak perlu khawatir. Pasalnya, vaksinasi Covid-19 dapat mencegah problematika tersebut, kata para ahli di University of Hong Kong, seperti dilansir Straits Times, Kamis, 24 Februari 2022.

Temuan ini didasarkan pada studi mengenai perubahan testis dan hormonal pada hamster yang terinfeksi virus corona dan dilakukan oleh para peneliti mikrobiologi universitas.

Studi yang diterima untuk dipublikasikan dalam jurnal peer-review Clinical Infectious Diseases ini menemukan bahwa hamster menderita penurunan akut dalam jumlah sperma dan testosteron serum setelah empat hingga tujuh hari terinfeksi. Mereka juga mengembangkan atrofi testis dengan ukuran dan berat testis yang berkurang.

Sebelumnya, penelitian internasional menemukan bahwa pasien Covid-19 pria mengalami nyeri testis dan motilitas sperma yang lebih rendah serta jumlah sperma yang lebih rendah setelah pemulihan.

Hasil autopsi beberapa tubuh pria yang meninggal akibat Covid-19 menunjukkan bahwa mereka menderita gejala orkitis, yaitu radang pada salah satu atau kedua buah zakar.

“Dalam menangani pasien Covid-19 pria yang baru sembuh, penting untuk menyadari kemungkinan hipogonadisme (dorongan seks rendah) dan subfertilitas,” tutur Profesor Yuen Kwok-yung.

Ketua penyakit menular di Departemen Mikrobiologi HKU yang memimpin penelitian itu juga mengatakan bahwa vaksinasi Covid-19 dapat mencegah komplikasi ini.

Perubahan testis serupa juga ditemukan pada hamster yang terinfeksi varian Omicron atau Delta, dua varian Covid-19 yang sangat menular, kata studi tersebut, mencatat bahwa vaksinasi dapat mencegah kerusakan testis ini.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

PKL Teras Malioboro 2: Suara Ketidakadilan di Tengah Penataan Kawasan

Mata Indonesia, Yogyakarta – Sejak relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) dari Malioboro ke Teras Malioboro 2, berbagai persoalan serius mencuat ke permukaan. Kebijakan relokasi yang bertujuan memperindah Malioboro sebagai warisan budaya UNESCO justru meninggalkan jejak keresahan di kalangan pedagang. Lokasi baru yang dinilai kurang layak, fasilitas yang bermasalah, dan pendapatan yang merosot tajam menjadi potret suram perjuangan PKL di tengah upaya mempertahankan hidup.
- Advertisement -

Baca berita yang ini