Rumah Mewahnya Disulap Jadi Cafe, Muzdalifah Bikin Promosi

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Kehidupan pengusaha Muzdalifah kembali jadi sorotan. Mantan istri pedangdut, Nassar ini mengubah rumah mewahnya menjadi kedai atau cafe yang biasa dikunjungi anak muda.

Peristiwa itu terlihat dari unggahannya di akun Instagram @muzdalifah999. Dalam postingannya, terlihat halaman rumah peninggalan mantan suami terdahulunya mulai dipenuhu bangku-bangku khas restoran beseta karpet hijau, yang menghiasi latar rumahnya.

Cafe tersebut diberi nama Teras Muzda. Tak hanya memamerkan dekorasi kedainya, Muzdalifah juga sedikit promosi terkait usaha barunya ini.

Rumah meeah Muzdalifah yang disulap jadi cafe (instagram/muzdalifah999)

“Yuk mampir di @terasmuzda untuk alamat ada di bio @terasmuzda,” tulis Muzdalifah dalam keterangannya.

Selain itu, istri Fadel Islami ini juga menuliskan bahwa cafenya cocok untuk hangout dan kumpul bareng keluarga.

“@terasmuzda cocok untuk family time, hangout bareng teman atau pacar, arisan dan pastinya pas untuk acara ulang tahun,” katanya menambahkan.

Postingan Muzdalifah terkait mengubah rumah mewahnya menjadi cafe juga menarik perhatian netizen. Banyak dari mereka yang menanyakan seputar cafe barunya itu, mulai dari harga hingga izin foto bareng jika bertemu Muzdalifah di cafe itu.

“Harga kaki lima kualitas bintang lima,” kata Muzdalifah menjawab pertanyaan netizen.

Teras Muzda berlokasi di Jl. Adisucipto No.52, Tanggerang. Sejumlah artis juga sudah mencicipi hidangan dari cafe tersebut. Mulai dari Raffi Ahmad, Vega Darwanti dan masih banyak lagi.

Gimana? Tertarik coba gaes?

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

PKL Teras Malioboro 2: Suara Ketidakadilan di Tengah Penataan Kawasan

Mata Indonesia, Yogyakarta – Sejak relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) dari Malioboro ke Teras Malioboro 2, berbagai persoalan serius mencuat ke permukaan. Kebijakan relokasi yang bertujuan memperindah Malioboro sebagai warisan budaya UNESCO justru meninggalkan jejak keresahan di kalangan pedagang. Lokasi baru yang dinilai kurang layak, fasilitas yang bermasalah, dan pendapatan yang merosot tajam menjadi potret suram perjuangan PKL di tengah upaya mempertahankan hidup.
- Advertisement -

Baca berita yang ini