Masih Ingat Mitos Buka Payung di Dalam Rumah Bisa Tersambar Petir? Gini Nih Asal Usulnya

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Memasuki musim hujan, membuat kita teringat akan banyaknya peralatan yang perlu disiapkan saat hendak keluar rumah. Mulai dari jas hujan, hingga payung.

Gak cuma peralatan, datangnya musim hujan juga mengingatkan kita pada mitos-mitos yang beredar. Salah satunya yang masih segar diingatan ialah mitos membuka payung di dalam rumah.

Konon, jika seseorang membuka payung di dalam ruangan atau di rumah, maka bisa saja ada petir yang akan menyambarnya. Tentu hal tersebut hanyalah mitos semata.

Lantas, dari mana ya datangnya mitos tersebut?

Di Mesir kuno sekitar 1200 SM, membuka payung di dalam rumah atau ruangan disebut akan membuat marah Dewa Matahari dan memicu munculnya kejadian negatif. Dikutip dari laman Readers Digest, itu terjadi ketika bangsawan Mesir masih banyak yang menggunakan payung untuk melindungi diri dari sinar Matahari.

Payung yang mereka kenakan ketika itu terbuat dari bulu merak dan papirus. Saat itu, payung dilarang dikenakan di dalam ruangan.

Pada awal kemunculannya, payung Mesir kuno era Nut disebut sebagai bagian dari ritual atau barang istimewa untuk menghormati bumi. Memakai payung dinilai untuk melindungi bumi. Maka dari itu bayangan merupakan hal yang suci ketika itu.

Payung digunakan untuk perlindungan dari sinar Matahari yang panas. Jika dibuka di dalam ruangan yang berarti jauh dari Matahari, orang Mesir Kuno percaya bahwa ini adalah tindakan tidak sopan.

Konon, jika seseorang tetap nekat membuka payung di dalam rumah, maka Dewa Matahari akan melampiaskan amarahnya kepada semua orang di rumah tempat payung itu dibuka.

Meski hal tersebut hanyalah mitos belaka, ada kok alasan yang lebih mudah dimengerti dari teori itu. Banyak orang beranggapan payung bukanlah benda yang aman. Bahkan, membukanya di dalam ruangan bisa menimbulkan bahaya bagi orang atau benda di dekatnya.

Jadi, kamu lebih percaya alasan logis atau mitosnya nih gaes?

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini