Lezatnya Jadah Manten Yogyakarta, Olahan Beras Ketan yang Bikin Kamu Ingin Segera Menikah

Baca Juga

MATA INDONESIA, YOGYAKARTA – Berkunjung ke Yogyakarta, jangan lupa mencicipi kuliner khasnya. Mulai dari gudeg, bakpia serta makanan olahan lain dari hasil kreasi tangan lentik warga Kota Pelajar.

Ada satu makanan khas yang jarang disebut. Yap, Jadah Manten namanya. Olahan beras ketan yang dikukus lalu dicampur kelapa parut, kemudian ditumbuk. Ini satu dari sekian makanan tradisional di Yogyakarta.

Kepala Disbud Kota Jogja, Yetti Martanti memaparkan, nama Jadah Manten sudah tertulis dalam Serat Centhini sejak zaman Jawa Kuna. Bahkan kata jadah/juwadah/jawadah sudah tertuang dalam Kitab Ramayana dan Naskah Nawaruci.

“Berdasar naskah-naskah tersebut, terlihat bahwa jadah/juwadah/jawadah sudah dikenal sejak lama,” ujarnya, Sabtu 18 Juni 2022.

Menelisik sedikit sejarah penamaan jadah ini, awalnya, Jadah Manten dibuat khusus sebagai makanan kesukaan Sri Sultan Hamengku Buwono VII. Panganan ini hanya dibuat dan disajikan pada saat lamaran saja. Lantaran memiliki makna yang mendalam sebagai hantaran saat rangkaian acara pernikahan.

“Namun kemudian pada perkembangannya jadah manten dibuat dan disajikan tidak terbatas pada acara tersebut,” katanya.

Jadah Manten dibawa oleh pihak laki-laki untuk diserahkan kepada pihak wanita. Fungsi jadah manten sebagai oleh-oleh dari pihak manten laki-laki. Makna oleh-oleh ini pada waktu silaturrahmi mengandung simbol mengakrabkan atau rumaket.

“Kedua pihak yang nantinya sebagai keluarga yang saling menghormati dan menghargai,” katanya.

Saat ini, Jadah Manten jadi salah satu makanan kecil atau nyamikan masyarakat Yogyakarta. Jadah manten pun saat ini digolongkan dalam salah satu jenis kue tradisional di Yogyakarta.

“Jadah Manten ini mirip dengan Semar Mendem walaupun ada perbedaanya, terutama pada bentuk dan penyajiannya,” ujarnya

Secara rinci, dijabarkan, penamaan Jadah Manten berasal dari dua kata, yaitu jadah (dibaca `Jadah`) dan manten (dibaca man.ten/`mante’n`). Sementara manten, yang berarti `pengantin. Secara harfiah, kudapan ini kemudian dimaknai sebagai simbol “datang dengan ikhlas”.

Penamaan kuliner Jadah Manten ini memang sarat akan sejarah yang melatarbelakanginya. Namun menentukan untuk segera menikah atau tidak, harus kembali ke diri masing-masing orang. Jadi, selamat mencoba makanan tradisional ini.

Reporter: M Fauzul Abraar

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini