Dibandrol Ratusan Juta, Ini Batik Termahal yang Dimiliki Indonesia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Indonesia mempunyai banyak jenis batik. Antara satu batik dengan yang lain mempunyai motif yang berbeda dan memiliki sejarahnya sendiri. Perbedaan sejarah motif batik itu, tak lepas dari budaya setempat, seperti letak geografis.

Dalam perkembangannya batik bukan hanya selembar kain yang memiliki corak dan motif tertentu. Batik pada zaman modern dikembangkan menjadi berbagai produk, mulai dari pakaian, jaket, topi, dan aksesori lainnya.

Namun, tahukah Anda bahwa ada jenis batik yang punya harga selangit? Bahkan ada yang harganya hingga ratusan juta rupiah. Penasaran apa saja?

  1. Batik Tiga Negeri

Ini adalah jenis batik Indonesia yang terdiri dari tiga warna berbeda. Corak, motif dan kombinasi warna yang satu ini menunjukkan bahwa proses pembuatan menjadi poin penting. Tidah heran kalau harga per meter kain Batik Tiga Negeri ini dibanderol dengan harga cukup mencengangkan, yakni di atas Rp 100 juta.

Batik Tiga Negeri di Jawa Tengah memiliki aneka ragam versi cerita. Mulai dari batik yang mengalami proses pewarnaan di tiga tempat yaitu Lasem, Pekalongan, Solo sampai ke batik tiga warna yang sejatinya terdiri dari warna merah, biru, kuning, soga. Motifnya diamini sebagai motif akulturasi Jawa, Arab, Eropa, Cina.

  1. Batik Indonesia Corak Belanda

"<yoastmark

Batik Indonesia Corak Belanda ini berawal dari warga keturunan Belanda yang tertarik dengan corak dan motif batik Indonesia. Akhirnya, mereka membuat batik dengan motif sendiri yang lebih disukai bangsa Eropa.

Motif berupa bunga-bunga Eropa seperti tulip dan motif tokoh-tokoh cerita dongeng terkenal di sana. Harganya pun tidak main-main. Selembar kain Batik Corak Belanda mencapai Rp 100 juta.

Corak dan batik jenis ini adalah Batik Belanda. Pertama kali yang memperkenalkan jenis batik ini adalah beberapa wanita Indo-Eropa antara 1840 dan 1940. Ada banyak jenis motif batik saat itu dan akhirnya nama jenisnya melekat dengan dengan nama batik pembuatnya.

Salah satunya adalah Carolina Josephina Franqemont, wanita asal Indonesia campuran Eropa yang berhasil membuat batik dengan menggunakan pewarna sayuran.

Motif dan corak batik ini terkenal dengan nama batik Carolina Josephina Franqemont. Kemudian ada batik Veldhuisen. Seorang Indo-Jerman yang memulai usaha batiknya di tahun 1840 di Surabaya.

  1. Batik Halus Cirebon
Batik halus Cirebon

Jenis batik dengan harga termahal lainnya ada pada Batik Halus Cirebon. Bayangkan saja, selembar kain Batik Halus Cirebon bisa mencapai Rp 30 juta. Nilai tersebut bukan karena sulitnya proses pembuatannya. Tapi makna dari corak dan motif dalam kain Batik Halus Cirebon ini mempunyai nilai tersendiri.

Jangan samakan Batik Halus Cirebon ini dengan batik yang ada saat ini. Batik jenis ini bukanlah batik cap atau printing. Batik halus Cirebon adalah batik tulis. Untuk bisa menyelesaikan pembuatan selembar kain batik membutuhkan waktu sekitar satu tahun lamanya. Jadi pantas saja kalau harganya hingga puluhan juta rupiah.

  1. Batik Kerajaan

Batik Kerajaan adalah batik karya asli seorang raja pada zaman dahulu. Sang raja ini biasanya terinspirasi dari sebuah keris atau Parang Barong yang melambangkan kekuasaan dan kebijaksanaan tertinggi. Tentu harga batik ini juga mahal, bisa mencapai Rp100 juta.

  1. Batik Hokokai

Batik ini punya desain dan corak berbentuk bunga sakura. Desainnya sangat kecil tetapi tetap detail dan rapi. Namanya memang ada unsur Jepang, karena sejarahnya pembuatan batik ini khusus untuk Kaisar Jepang. Di Indonesia, pemilik batik ini adalah Tumbu Ramelan. Prakiraan harganya di atas Rp 100 juta.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini