Begini Pesona StarBe, Girl Band Indo yang Satukan K-Popers

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Industri musik tanah air kembali kedatangan musisi pendatang baru. Kini, kumpulan gadis cantik Indonesia tergabung pada girlband baru, StarBe.

Girl group yang terdiri dari Kezia, Chelsea, Abelle dan Shella ini tengah digandrungi penikmat musik milenial, termasuk para K-popers. Bahkan, StarBe kerap dianggap sebagai girl group pemersatu para K-popers di Indonesia setelah para penggemarnya dengan sebutan ‘SkyBe’ berasal dari penggemar idol K-pop.

“Kita itu awal fokusnya mau majuin I-pop (Indonesia Pop), jadi kita bener-bener gak nyangka para penggemar K-pop nikmatin musik kita juga,” kata Abelle saat diwawancara tim Mata Indonesia, Senin 12 April 2021.

Anabelle menjelaskan, para penggemar idol K-pop itu mulanya menuliskan pesan di kolom komentar Music Video mereka. Para K-popers itu pun mengaku menyukai lagu dan dance StarBe.

“Banyak banget yang komen di MV kita oh ini StarBe, BLINK di sini, ada ARMY, kita kaget juga ternyata kita di-support, jadi seneng banget,” katanya.

Girl band yang terbentuk karena saling menyukai dance cover ini pun merasa sangat bersyukur dengan perjalanan karier mereka. Mereka pun mengucapkan terima kasih dan berjanji pada para penggemarnya untuk bisa selalu menampilkan performa yang terbaik.

“Terus dukung StarBe karena kita ke depannya bakal bekerja lebih keras lagi untuk memenuhi ekspetasi kalian,” kata mereka.

Girl band StarBe merupakan grup musik dari Bandung. Keempat gadis ini memulai karier mereka sebagai girlband pada tahun 2019 dengan single ‘Aku Lengkap Denganmu’.

Tak hanya bernyanyi, Kezia, Abelle, Chelsea dan Shella ini juga mahir menari. Mereka pun aktif di TikTok dengan melakukan beberapa cover dance.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini