Mencari Sosok Pahlawan

Baca Juga

MATA INDONESIA, – Sudah tidak asing lagi bagi kita dengan kata pahlawan. Kata yang sering kita dengar, sering kita ucap. Bahkan kita juga memperingati harinya pada 10 November. Namun, siapa sih sebenarnya sosok pahlawan itu? Masih samakah pahlawan diera sekarang dengan era masa lalu?

Pahlawan dulu sering kita kenal dan kita paham sebagai seorang pejuang bangsa dan negara. Orang yang berjasa atas merdekanya negara Indonesia. Orang yang rela berjuang hingga titik kematian, orang yang dengan tegap melawan kolonialis. Orang yang rela meninggalkan keluarga demi kemaslahatan rakyat. Orang yang rela mengorbankan segalanya demi kemakmuran dan ketenangan anak cucu di masa mendatang.

Lantas bagaimana dengan pahlawan di masa kini? apakah dia yang sigap dengan bambu runcingnya melawan ketidak adilan? Ataukah mereka yang semaunya melakukan  kemunkaran? Di masa modernisasi seperti sekarang ini, pahlawan tidak lagi seperti yang telah disebutkan. Bahkan semua orang bisa menjadi seorang pahlawan. Tidak perduli siapa dan dari mana orang tersebut.

Mereka yang hidup di masa sekarang ini atau yang lebih dikenal sebagai kaum milenial memiliki banyak pengertian dengan pahlawan. Bagi mereka seseorang mampu dikatakan sebagai seorang pahlawan ketika sudah memiliki salah satu dari beberapa kriteria. Orang yang sangat berjasa dalam kehidupan, orang yang berani karena benar, orang yang mampu menjadi motivasi, orang yang mampu mempertahankan nilai agama,budaya dan leluhur, dan orang yang siap sedia menemani dan berkorban.

Berjasa dalam Kehidupan

Selain pahlawan perebut kemerdekaan, dalam hal ini tidak sedikit dari kaum milenial yang menyebutkan kedua orang tualah yang berhak menyandang gelar sebagai seorang pahlawan. Bahkan sangat tepat untuk gelar pahlawan masa kini. Mengapa demikian? Karena besarnya peran dari orang tualah mereka bisa berdiri tegap hingga saat ini. Ibu yang siang malam menjaga sejak dalam kandungan. Ibu pula yang berperan sebagai madrasah pertama bagi putra-putrinya. Tidak kalah pentingnya juga dari peran seorang ayah. Yang rela kepala dijadikan kaki dan kaki dijadikan kepala hanya demi menghidupi keluarganya.

Namun tidak sedikit pula yang membantah pernyataan tersebut. Mereka yang sedari kecil sudah hidup tanpa orang tua, tanpa didikan orang tua, dan hidup dalam kekerasan orang tua. Mereka membantah dengan alasan gelar itu tidak tepat untuk mereka yang tidak perduli dengan rasa kasih sayang dan kemanusiaan.

Dalam hal berjasa dalam kehidupan, guru pun juga masuk dalam kategori tersebut. Karena menjadi wakil pendidik dari sibuknya orang tua dan menjadi salah satu pembentuk karakter anak.

Berani karena Benar

Dalam hal ini kaum milenial membenarkan aksi-aksi mahasiswa yang protes terhadap sistem pemerintahan. Terutama pemerintahan yang korup. Seperti yang terjadi didepan gedung merah putih KPK pada Selasa, 19 November 2021 pukul 15.00. Yang berlangsung selama kurang lebih 30 menit. Elemen Mahasiswa dari Liga Mahasiswa (LMND) menggelar demonstrasi menuntut KPK menyelidiki dugaan bisnis dalam pengadaan tes PCR oleh Luhut Binsar Pandjaitan dan Erik Thohir. Meskipun terlihat arogan dan brutal mereka layak mendapatkan apresiasi atas pembelaan terhadap masyarakat dan keberanian dalam menapaki kebenaran.

Mempertahankan Nilai Agama, Budaya dan Leluhur

Sulit di masa sekarang ini kita menemukan orang dengan nilai agama, budaya dan leluhur yang tinggi. Satu banding seribu. Padahal peran mereka sangat penting di masa sekarang ini. Orang yang mampu mempertahankan nilai-nilai tersebut adalah seseorang yang sangat luar biasa. Melihat anak-anak, remaja bahkan orang tua yang terlena dengan kemajuan teknologi, kemajuan aplikasi, dan kemajuan akses sosial yang sudah tidak memperdulikan ketiga nilai tersebut dalam menyikapinya. Padahal adab dan norma yang baik sangat penting dijadikan pedoman kehidupan.

Siap Sedia Menemani dan Rela Berkorban

Dalam hal ini semua jenis manusia mampu menjadi pahlawan bagi kaum milenial, tidak perduli baik dan buruknya orang tersebut. Mereka memberikan kesimpulan dalam hal ini adalah peran dari seorang sahabat, orang yang mau meminjami uang, orang yang mau mengorbankan apa yang disukai untuk orang lain, peran dari seorang pacar dan orang yang yang selalu siap sedia disaat dibutuhkan dalam kondisi apapun.

Penulis: Nihayatus Sa’adah

IG : nihaya 229

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Siap Amankan Natal dan Tahun Baru, GP Ansor Gunungkidul Siagakan 300 Anggota.

Mata Indonesia, Gunungkidul - Ketua PC Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kab. Gunungkidul, Gus H. Luthfi Kharis Mahfudz menyampaikan, dalam menjaga Toleransi antar umat beragama dan keamanan wilayah. GP Ansor Gunungkidul Siagakan 300 Anggota untuk Pengamanan Nataru di Berbagai Wilayah di Kab. Gunungkidul.
- Advertisement -

Baca berita yang ini