Generasi Penerus Bangsa dalam Menjaga Kemerdekaan Indonesia

Baca Juga

MATA INDONESIA, – Salah satu kekhawatiran akan hancurnya bangsa Indonesia setelah kemerdekaan 1945 itu tertuang dalam ucapan Bung Karno.

Bahwa perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tetapi perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri.

Jika melihat realita yang ada saat ini, nampaknya tidak sulit menemukan tanda-tanda yang menunjukkan bahwa kekhawatiran itu benar-benar telah terjadi. Lalu bagaimana peran kita sebagai generasi penerus bangsa supaya kemerdekaan 1945 tersebut tetap terjaga?

Kemerdekaan 1945 tidaklah diraih dengan mudah apalagi bermalas-malasan. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa kemerdekaan itu diraih dengan tumpah darah pengorbanan sampai titik darah penghabisan karena harus berjibaku di medan perang melawan penjajahan. Lantas bagaimana penjajahan di era sekarang? Yap penjajahan itu tidak lain dan tidak bukan adalah kemalasan.

Adanya internet di era ini membuat orang mudah sekali mendapatkan informasi. Namun tidak jarang dengan kemudahan yang ada justru membuat orang itu malas dalam melakukan sesuatu seperti sering menunda-nunda mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan. Fenomena ini sangat berbeda sekali dengan zaman pahlawan kita dulu yang harus semangat dengan mempersiapkan segala kebutuhan untuk melawan para penjajah. Tidakkah kita malu kepada mereka?

Mengenang jasa para pahlawan tidak cukup hanya dengan mengikuti upacara agustusan, mengheningkan cipta dan mendengarkan cerita sejarah kepahlawanan. Lebih dari itu,  mengimplementasikan semangat perjuangan pahlawan dalam kehidupan sehari-hari adalah hal yang mendesak untuk segera dilakukan.

Semangat dalam hal apa pun. Karena banyak dari kita sesungguhnya telah terjajah oleh diri sendiri. Alih-alih ingin mengharumkan nama bangsa di kancah dunia, justru sulit untuk sekedar mengharumkan diri sendiri apalagi bangsa Indonesia. Internet yang seharusnya sebagai ladang untuk mempermudah tugas dan pekerjaan justru menjadi boomerang tatkala penggunannya tidak sadar dengan apa yang dilakukannya.

Dilansir dari kompasTekno We Are Social, waktu yang dihabiskan orang Indonesia untuk mengakses internet per hari rata-rata yaitu 8 jam 52 menit. Dan berdasarkan aplikasi sosial media yang paling banyak digunakan, secara berurutan posisi pertama adalah YouTube, WhatsApp, Instagram, Facebook, lalu Twitter. Dari sini, dapat dikatakan bahwa banyak orang yang membuang waktunya secara percuma dengan berselancar di internet tanpa tujuan karena jika memiliki tujuan tidak akan selama itu. Bayangkan saja jika waktu sebanyak itu dialokasikan untuk hal-hal seperti membaca buku, olahraga, membantu orang tua dan seterusnya, tentu akan lebih bermanfaat bukan?

Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah di atas perlu kiranya sebagai generasi bangsa memiliki tujuan. Dengan tujuan, seseorang tidak akan bermalas-malasan dan dengan tujuan juga, seseorang akan berpacu terus menerus demi tercapainya tujuan tersebut seperti halnya pahlawan yang memiliki tujuan kemerdekaan Indonesia. Untuk menuju kesana, seseorang akan mempersiapkan segala kebutuhannnya karena tidak mungkin kemerdekaan itu dicapai jika tidak ada tujuan yang telah dipersiapkan oleh para pahlawan ketika perang melawan penjajah.

Sama halnya ketika seorang pelajar yang akan menghadapi ujian di sekolahnya. Jika pelajar itu tidak belajar terlebih dahulu atau mempersiapkan dirinya dalam menghadapi ujian, bisa dipastikan pelajar itu akan gugur di medan ujian. Dan tentu saja, ia akan melakukan berbagai trik dan intrik yang buruk supaya ujiannya selesai dan nilai yang didapat tidak jauh-jauh dari yang diharapkan

Bisa jadi pelajar itu beralasan bahwa pelajaran yang diujikan sulit. Tetapi benarkah demikian? Jika dipikir-pikir lagi tidak ada yang sulit kok dalam belajar, hanya saja kita yang membuatnya sulit. Istilah lainnya kalah dulu sebelum berperang. Sejatinya, pelajar itu jika diawal berpikir bahwa pelajaran itu mudah, maka selanjutnya akan mudah. Dengan begitu, pelajar tersebut akan memiliki semangat untuk berusaha belajar dengan rajin sehingga kemungkinan untuk bisa pelajarannya menjadi tinggi.

Berbeda halnya jika pelajar itu berpikiran sulit. Sudah bisa ditebak setelahnya akan sulit semua. Dimulai dari pikiran sulit itu yang akan melahirkan rasa malas dan tidak mau berusaha karena sudah berpikiran sulit terlebih dahulu. Akhirnya kemungkinan untuk bisa pelajarannya sangat kecil.

Sebagai generasi penerus bangsa sudah seharusnya kita berperan aktif demi terjaganya kemerdekaan Indonesia yang telah diraih oleh para pahlawan kita di tahun 1945. Salah satu hal yang sederhana untuk kita lakukan adalah berpikir mudah dalam mempelajari suatu pelajaran. Dengan berpikiran mudah, kemalasan akan jauh dari diri kita sehingga kemerdekaan bangsa akan tetap terjaga.

Penulis: Muhammad Afiruddin
FB: Apiruddin
Ig: apiruddin30

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Jelang Hari Buruh Sedunia, Polda DIY Serahkan Bantuan Sembako

Mata Indonesia, Yogyakarta – Memperingati Hari Buruh Sedunia, Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan, S.I.K., M.H., menyerahkan bantuan sembako kepada Koperasi Konsumen Persatuan Buruh DIY di Gedung Pertemuan Bumi Putera Yogyakarta, Pakualaman, Kota Yogyakarta, Selasa (30/4/2024).
- Advertisement -

Baca berita yang ini