Kulon Progo Kebanjiran ‘Sampah’, TPA Banyuroto Diujung Tanduk

Baca Juga

Mata Indonesia, Yogyakarta – Selama masa libur Lebaran 2025, volume sampah di Kulon Progo mengalami lonjakan signifikan.

Data dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Persampahan, Air Limbah, dan Pertamanan (PALP) menunjukkan peningkatan jumlah sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Banyuroto, Kapanewon Nanggulan.

Kepala UPT PALP Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kulon Progo, Budi Purwanta, menyebutkan bahwa volume sampah selama Lebaran naik sekitar 7 – 10 ton per hari dibanding hari biasa.

“Biasanya, volume sampah yang masuk TPA Banyuroto mencapai 30 ton per hari. Namun saat libur Lebaran, jumlahnya melonjak hingga lebih dari 40 ton per hari,” jelas Budi Kamis, 17 April 2025.

Sebagian besar sampah tersebut berasal dari rumah tangga dan kawasan pemukiman.

Budi juga menambahkan bahwa peningkatan mobilitas masyarakat selama Lebaran turut memicu kenaikan jumlah sampah.

“Selain dari pemukiman, kami juga menangani sampah pasar tradisional di Kulon Progo,” ujarnya.

Untuk mengatasi lonjakan ini, DLH Kulon Progo melakukan optimalisasi pelayanan pengelolaan sampah di berbagai titik, mulai dari TPA Banyuroto hingga depo-depo sampah yang tersebar di wilayah Kulon Progo.

Bahkan, penanganan sampah dilakukan lebih intensif selama periode libur panjang.

Meski sempat melonjak, saat ini volume sampah yang masuk ke TPA Banyuroto sudah mulai kembali normal.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengelolaan dan Pengembangan Persampahan dan Pertamanan DLH Kulon Progo, Ade Wahyudianto, menjelaskan bahwa pihaknya membentuk tim khusus untuk menangani sampah Lebaran 2025.

Tim ini bertugas memantau, mengawasi, dan menangani sampah di titik-titik strategis seperti pusat Kota Wates, kawasan wisata, hingga jalur mudik.

“Pembentukan tim ini bertujuan untuk mencegah penumpukan sampah, terutama di lokasi-lokasi yang menjadi pusat keramaian saat Lebaran,” ungkap Ade.

TPA Banyuroto Belum Optimal

Rencana pengoptimalan TPA Banyuroto masih diawang-awang. Selepas batalnya uji coba insinerator tambahan yang harusnya awal Januari 2025 lalu, menjadi masalah baru.

Hal itu dipicu dari efisiensi anggaran, di mana Anggaran Danais yang diharap bisa menjadi solusi harus dipangkas.

TPA sendiri sudah memiliki alat dengan kapasitas yang kecil di mana hanya bisa mengolah sampah sebanyak 6 ton per hari.

Sementara volume sampah ke TPA setempat mencapai 33 ton per hari. Tentu sisanya 27 ton lagi terus tertimbun.

Penggunaan TPA Banyuroto sendiri dibatasi hingga 2028. Kendati begitu Pemkab belum berencana untuk memperpanjang masa sewa lokasi tersebut.

Pemkab saat ini hanya bisa berharap dengan terus berkoordinasi untuk perpanjangan masa operasional termasuk upaya mengurangi sampah di sana.

Memang kondisi TPA saat ini masih bisa menampung, namun untuk jangka panjang hal itu harus segera dicari solusi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Larangan Studi Tur Jabar Berdampak Signifikan, Desa Wisata Kulon Progo Putar Otak Sambut Libur Sekolah

Mata Indonesia, Kulon Progo - Menjelang libur sekolah, sejumlah desa wisata di Kulon Progo telah mempersiapkan berbagai fasilitas dan program wisata secara maksimal.
- Advertisement -

Baca berita yang ini