MATA INDONESIA, NAYPYIDAW – Pasukan keamanan diyakini membakar sebuah desa di Myanmar tengah usai bentrok dengan penentang junta militer yang berkuasa. Kebakaran ini menyebabkan dua orang tua terbakar hingga meninggal dunia.
Televisi pemerintah MRTV mengatakan kebakaran di daerah Kin Ma, sebuah desa berpenduduk sekitar 800 orang di Wilayah Magway, Myanmar, dilakukan oleh teroris yang dengan sengaja merencanakan untuk mendiskreditkan militer.
Kebakaran ini juga menyebabkan sekitar 200 rumah menjadikan tumpukan abu dan hanya menyisakan 30 rumah. Berdasarkan laporan penduduk desa mengenai insiden kebakaran tersebut.
Api cukup besar untuk direkam oleh sistem pelacakan api satelit NASA pada pukul 21:52. (1522 GMT) pada Selasa (15/6). Penduduk desa, yang enggan menyebutkan namanya, mengatakan bahwa pasukan keamanan membakar setelah menghadapi lawan junta dan menyebabkan dua orang tewas.
Seorang sukarelawan yang membantu para mengungsi mengatakan bahwa dua korban tewas adalah penduduk lanjut usia yang tidak dapat meninggalkan rumah mereka ketika api berkobar. Dan ketika penduduk kembali ke desa, mereka menemukan mayat.
MRTV mengatakan, sebanyak 40 teroris membakar sebuah rumah di Desa Kin Ma yang memicu kebakaran dan menyebar ke 100 dari 225 rumah di desa itu.
Myanmar telah dicengkeram oleh kekerasan dan protes sejak militer menggulingkan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi pada 1 Februari. Bukan hanya aksi unjuk rasa, pertempuran antara pasukan keamanan dan kelompok etnis juga mewarnai hari-hari di Negeri Pagoda selama lebih dari empat bulan ini.
Pemerintah junta militer Myanmar berdalih bahwa penggulingan pemerintah Aung San Suu Kyi lantaran adanya kecurangan pada pemilu November tahun lalu.
“Laporan bahwa junta telah membakar seluruh desa di Magway, membunuh penduduk lanjut usia, menunjukkan sekali lagi bahwa militer terus melakukan kejahatan yang mengerikan dan tidak menghargai rakyat Myanmar,” pernyataan Kedutaan Besar Inggris di Myanmar dalam akun Twitter, melansir Reuters.
Kelompok hak asasi manusia menuduh pasukan militer Myanmar membakar ratusan desa tahun 2017 selama serangan yang mendorong sekitar 700 ribu minoritas Muslim Rohingya melarikan diri ke Bangladesh.
Namun, kabar tersebut dibantah oleh pasukan keamanan Myanmar dan justru dalam beberapa kasus menyalahkan Rohingya karena melakukannya.
Kecaman Barat terhadap junta telah berkembang atas penggunaan kekuatan militer terhadap lawan-lawannya. Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, sebuah kelompok hak asasi manusia, mengatakan pasukan keamanan telah membunuh lebih dari 860 warga sipil.