George Harrison Jatuh Cinta Pada Yoga dan India

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Musik India memang ritmis dan menyenangkan. Tak heran, gitaris The Beatles, George Harrison jatuh cinta pada musik India.

Ini mungkin salah satu kisah sejati musisi yang akan selalu dikenang oleh para penggemar The Beatles. George Harrison yang merupakan pemain gitar dari grup musik kenamaan asal Livepool, The Beatles, adalah pencinta sejati musik-musik berbau etnik khususnya musik India.

George Harrison pernah mengungkapkan pada beberapa majalah musik ternama bahwa musik-musik etnik, khususnya musik India, sudah merasuk dalam jiwanya sehingga ia dengan senang hati berbagi dan memperkenalkan keunikan musik tersebut sepanjang hidupnya. Salah satu usaha Ia untuk memperkenalkan musik etnik ke dunia luar adalah dengan merilis album Wonderwall Music pada tahun 1968.

Wonderwall Music merupakan album studio debut dari sang musisi. Album yang direkam di London dan Mumbai ini berisikan lagu-lagu tema dari film yang disutradarai oleh Joe Massot berjudul Wonderwall di tahun 1968.

Keseluruhan isi dari album ini merupakan lagu-lagu instrumental dengan suasana ketimuran yang sangat kental dan beberapa lagu memang diisi oleh sedikit suara-suara vokal yang berbahasa non Inggris. Album ini membawa para pendengarnya untuk menyelami dan menikmati bunyi-bunyi instrumen-instrumen musik dari India semacam sitar, tambura, swarmandal, dilruba, sarod, santur, dan tabla.

Ketertarikan George terhadap musik timur khususnya India ini saat para personel The Beatles melakukan tur keliling dunia. Untuk mengisi waktu, George Horrison membaca sebuah buku berjudul The Illustrated Book of Yoga, yang berisikan informasi tentang seluk beluk kebudayaan Asia.

Sejak itulah, ia mulai mencoba mempelajari kebudayaan India. Diawali dengan mempelajari musiknya salah satunya yaitu sitar hingga ajaran kepercayaan Hindu.

George Harrison dan Ravi Shakar
George Harrison dan Ravi Shakar

Hasrat George untuk mempelajari India semakin kental saat ia bersikeras belajar sitar usai menonton penampilan musisi Ravi Shankar di London.  Hasil  ketertarikannya dengan sitar pun ia masukan kedalam lagu The Beatles dan pertama kali yaitu pada album Rubber Soul dengan lagu “Norwegian Wood (This Bird Has Flown)“.

Ketertarikannya dengan India juga ia tularkan kepada rekan The Beatles yang lainnya dengan mengajak mereka dalam pertemuan dengan tokoh spiritual India Maharishi Mahesh Yogi pada 24 Agustus 1967 di Hotel Hilton London yang membicarakan tentang Meditasi transedental.

Mereka pun ikut tertarik dan hasilnya pada Februari 1968 mereka berangkat ke India bersama pasangan mereka untuk menghabiskan waktu bersama Maharishi Mahesh Yogi. John Lennon, Paul McCartney, maupun George Harrison mendapatkan beberapa inspirasi selama di India yang ia terapkan pada lagu-lagu dalam album “White Album” dan juga “Abbey Road”.

Tetapi ternyata para personil The Beatles satu persatu mulai tidak betah dan memutuskan untuk pulang. Dimulai dengan Ringo Starr pergi setelah 10 hari, diikuti oleh Paul McCartney seminggu kemudian. Paul McCartney mundur sebagian besar karena ingin menulis, sementara Ringo Starr tidak menyukai makanan di sana dan merindukan keluarganya. John Lennon, sementara itu, menjadi terasing dari istrinya, Cynthia, selama di India.  Dan George Harrison lah personel yang paling lama bertahan dan mempelajari berbagai aspek terkait kebudayaan India.

George juga semakin menjadi pribadi yang tenang dan religius dibanding dengan para rekannya di The Beatles.

Saat The Beatles dinyatakan bubar pada tahun 1970, George Harrison sudah meluncurkan album solo perdananya. Album “Wonderwall Music” dan “Electronic Sound” namun kedua albumnya tersebut hanya bersifat tekstural.

Saat dilempar ke pasaran, album tersebut juga sukses dipasaran dengan hits andalannya yaitu “My Sweet Lord” yang terinspirasi kisah spiritualnya saat di India.

Reporter : Ade Amalia Choerunisa

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini