MINEWS, JAKARTA – Tepat tanggal 22 Mei 2019 massa pendukung calon presiden dan wakil presiden diduga bakal mengepung kantor KPU, Istana dan DPR RI. Aksi itu dilakukan sebagai penolakan hasil perhitungan suara atau real count Pilpres 2019 yang dilakukan KPU.
Aksi yang masuk dalam kategori makar tersebut bocor ke publik dan beredar di media sosial. Video berdurasi 5 menit itu menampilkan seorang pria berkumis diduga pensiunan jenderal memimpin rapat kecil.
Ia menyatakan bahwa KPU sudah harus dikepung pendukung 02 sejak 20 Mei 2019 atau dua hari sebelum pengumuman pemenang Pilpres. Bahkan ia mengarahkan agar massa yang akan menduduki KPU, Istana dan DPR membawa sejumlah perlengkapan, seperti makanan dan minuman.
“Masuk ke KPU itu tutupin, yang penting kita bawa perlengkapan yang diperlukan, bawa minum,†ucapnya, seperti dikutip dari akun Youtube Gilank Shakti, Rabu 15 Mei 2019.
Ia juga meminta peserta rapat yang hadir saat itu untuk menginstruksikan massa membawa kacamata hitam agar bisa bertahan dari serangan gas air mata.
“Mungkin (bawa) kacamata hitam kalau siapa tau lah ya, misalnya yang terjadi ada gas air mata. Pada saat mengepung KPU, massa duduk menutup Kantor KPU.”
Ia berharap massa yang datang pada tanggal 21 bisa mencapai 500 ribu orang atau 1 juta orang. “Diharapkan kalau tanggal 20 yang datang baru 100 ribu, tanggal 21 udah jadi 500 ribu atau 1 juta,†kata dia.
“Makanya kita kalau abis (rapat) ini pulang ke daerah, bisa mungkin merancang (pengerahan massa) itu.”
Berikut ini video rencana makar yang diunggah akun Gilank Shakti: