Viral Postingan Facebook Berjudul “Aku Hanya Orang Lain yang Kebetulan Diurus Suamiku”

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Belakangan ini tangkapan layar sebuah komentar dari akun Facebook bernama Sopandi Al Sundawie menjadi perbincangan netizen. Komentar itu berisikan tentang untuk siapa saja gajinya diberikan.

Yang menarik perhatian netizen adalah, pernyataan Sopandi yang mengatakan bahwa istrinya hanyalah orang lain yang kebetulan harus ia urus. Tentunya pernyataan tersebut menjadi pro kontra di kalangan netizen.

“Saya ngasih uang jatah tidak semua gajih saya kasihkan, saya tabung buat anak, karna anak darah daging sedang istri adalah oranglain yang kebetulan harus kita urus, intinya jangan terlalu roya juga jangan terlalu pelit,” begitu bungi komentar Sopandi.

BACA JUGA: Viral! Video Biksu Padukan Syair Religus Budha dengan Beatbox

Usut punya usut, rupanya Sopandi berkomentar di salah satu postingan Facebook yang dibagikan akun bernama Lania Yandri Prihasti di Komunitas Bisa Menulis.

Postingan Facebook itu berjudul “AKU HANYA ORANG LAIN YANG KEBETULAN DIURUS SUAMIKU”. Bahkan, curhatan yang menceritakan tentang suami perhitungan itu viral, salah satunya dibagikan oleh akun @lambe_turah.

Kisah tersebut menceritakan tentang seorang ibu rumah tangga yang sudah 10 tahun membina rumah tangga. Setiap bulan ia hanya dititipkan uang Rp 3 juta oleh suaminya.

Uang itu digunakan untuk belanja kebutuhan pokok, jajan anak-anak, dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Sementara, tidak ada uang dari suaminya yang dikhususkan untuk dirinya.

Diketahui suaminya sudah menjadi karyawan bank selama 15 tahun. Dan jabatannya saat ini adalah pemberi kredit kepada nasabah.

Begini kisah selengkapnya yang telah dirangkum:

Dari semenjak berumah tangga, suami tidak pernah terbuka soal keuangan. Pernah suatu ketika, saat itu kami pulang kampung kerumah mertuaku, orang tua suamiku di Jawa Tengah.

Kebetulan hanya tinggal ibu mertua saja yang tinggal bersama adik suamiku yang juga janda.

BACA JUGA: Viral! Bocah Perempuan Pegang Botol Miras Kayak Dugem, Ini Klarifikasi Pembuat Video

Ketika itu suami memberikan uang 50 ribu padaku, uang itu maksudnya untuk diberikan kepada ibu mertua melalui aku sebagai istri.

Aku pikir tidak pantas memberi orang tua hanya 50 ribu, apalagi kami jarang pulang kampung. Akhirnya aku tambah dengan uang belanjaku 150 ribu, sehingga aku memberikan 200 ribu kepada ibu mertuaku.

Tapi ternyata, ketika aku sedang menyusui anakku dikamar depan, aku mendengar percakapan ibu mertuaku dengan adik iparku.

“Ibu diwenehi piro neng mas Andi?” Diwenehi sejutoo, tapi yanti yoo wenehi meneh rongatus…”

Deeegg…saat itu aku sangaaat kecewa. Bukannya melarang suami memberi uang kepada ibunya, tapi kenapa harus ngumpet-ngumpet dibelakangku? Didepanku seolah-olah hanya memberi 50 ribu, tapi dibelakangku?

Suamiku memang bukan orang yang boros, aku tahu uang gaji dan bonusnya ia tabung. Untuk kebutuhan anak-anakpun memang tidak pernah pelit. Asal minta pasti dikasih. Karena itulah kadang aku sedikit korupsi.

Misal anak-anak hanya butuh 200 ribu, aku minta 300 ribu. Uang lebihan itu aku simpan, untuk aku berikan juga sewaktu-waktu jika mengunjungi orang tuaku. Karena jika tidak begitu, suamiku tidak pernah pengertian untuk memberi uang kepada orang tuaku ketika kami berkunjung.

Bahkan saat uang belanja yang dititipi padaku itu tidak cukup sampai akhir bulan, pasti keluar kata-kata pamungkasnya, “Tanggal segini udah habis aja, jangan boros-boros donk bu!”

Aku bukan tipe istri yang suka foya-foya. Pakai skin care tidak pernah, beli baju pun hanya saat lebaran. Tapi kenapa suamiku sangat tertutup untuk urusan keuangannya? Takut aku habiskan kah?

BACA JUGA: Viral Tutorial Masak Oseng-oseng Batu, Netizen: Kenyang Enggak, Capek Iya!

Kadang jika sedang jengkel, aku suka marah juga. Sering aku bilang pada suamiku,
“Kalau istri ga boleh tau, ga boleh nikmatin uang suami, buat apa kamu nikah??? Mending bujangan aja terus biar bisa nikmatin sendiri uangnya!”

Tapi yaa begitulah suamiku, yang sampai 10 tahun pernikahanku tidak pernah aku tahu berapa gaji suamiku, berapa bonus suamiku, berapa THR suamiku, dan berapa saldo tabungan suamiku.

“Dan kemarin, aku dapat info dari temanku. Suamiku berkomentar di salah satu grup, bahwa anak adalah darah dagingnya, sedangkan istri hanyalah orang lain yang kebetulan harus di urus.

Ya Allah… tak bisa ku bendung lagi air mataku. Sesak dadaku, sakit hatiku. Pantas selama ini suamiku sikapnya seperti itu. Ternyata selama ini, 10 tahun aku mengabdi, hanya dianggapnya sebagai orang lain.

Begitulah, aku Yanti ibu rumah tangga yang sudah 10 tahun dititipi uang belanja oleh suamiku. Ya, hanya dititipi sebesar 3 juta rupiah. Karena uang itu hanya boleh dibelanjakan untuk ke pasar, jajan 2 anak, dan kebutuhan rumah lainnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Hilirisasi Buka Lapangan Pekerjaan dan Arah Ekonomi

Oleh: Winna Nartya *) Dalam perdebatan publik, hilirisasi kerap direduksi menjadi larangan ekspor bahan mentahatau pembangunan smelter. Padahal, substansi kebijakan ini jauh melampaui industri berat. Staf Khusus Menteri Investasi dan Hilirisasi, Sona Maesana, menekankan bahwa hilirisasiadalah soal penciptaan nilai tambah yang berkelanjutan, kemandirian ekonomi, danpembukaan lapangan kerja, serta penentuan arah masa depan bangsa. Ia melihat, daripengalamannya di dunia usaha dan kini di ranah kebijakan, bahwa hilirisasi hanya akanbertahan bila ekosistem investasinya sehat dan ada keberpihakan pada pelaku lokal. Karenaitu, ia menilai sekadar mendirikan pabrik tidak cukup; pertanyaan kuncinya adalah siapa yang menikmati nilai tambahnya dan bagaimana rantai pasoknya melibatkan anak bangsa secaraaktif. Dalam pandangannya, hilirisasi mesti membuka pekerjaan lokal, mengikutsertakan UKM, dan menaikkan kelas pengusaha Indonesia melalui kemitraan yang nyata. Di ranah kebijakan, Sona Maesana menjelaskan pemerintah mendorong integrasi antarapelaku lokal dan asing, memberi insentif bagi investor yang membina industri lokal, sertamenata regulasi yang transparan agar tumpang tindih perizinan berkurang. Ia juga menilaikecepatan dan kepastian perizinan lebih penting daripada angka komitmen investasi di ataskertas, karena tanpa eksekusi yang jelas, angka hanyalah janji. Sebagai jembatan antarabahasa investor dan bahasa pemerintah, ia mendorong cara pandang baru: bukan sekadar“menjual proyek”, melainkan menumbuhkan kepercayaan jangka panjang. Ia pun mengingatkan bahwa hilirisasi tidak berhenti pada mineral dan logam; sektor digital, pertanian, farmasi, hingga ekonomi kreatif perlu masuk orbit hilirisasi melalui keterhubunganstartup kesehatan dengan BUMN farmasi, petani dengan pembeli industri lewat platform lokal, serta skema yang mengkomersialisasikan inovasi kampus.  Di tingkat kelembagaan, peta jalan hilirisasi diperkuat oleh kolaborasi antarpemerintah, industri, dan kampus. Himpunan Kawasan Industri (HKI) menandatangani nota kesepahamandengan Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM serta Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, yang disaksikan Presiden Prabowo Subianto. Ketua Umum HKI, Akhmad Ma’ruf Maulana, menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan perwujudan AstaCita untuk mendorong kemandirian ekonomi, memperkuat keberlanjutan, dan mempercepatinovasi teknologi sebagai pilar pertumbuhan. Ia menegaskan peran HKI sebagai penghubungsektor industri, pendidikan, dan pemerintah untuk melahirkan daya saing berbasispengetahuan dan inovasi. Ruang lingkupnya meliputi penyelarasan kurikulum dengankebutuhan industri, kolaborasi riset untuk mempercepat hilirisasi dan menarik investasi, sertapeningkatan daya saing melalui pembentukan SDM industri yang unggul. Contoh konkret hilirisasi yang langsung menyentuh pasar tenaga kerja tampak di Aceh. Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, Cut Huzaimah, menyerukan penghentianekspor karet mentah karena pabrik pengolahan di Aceh Barat, yaitu PT Potensi Bumi Sakti, siap beroperasi menampung seluruh produksi lokal. Ia menilai pengolahan di dalam daerahpenting untuk mendorong hilirisasi, membuka lapangan kerja, dan menaikkan kesejahteraan. Pabrik yang berdiri di lahan 25 hektare itu memiliki kemampuan mengolah 2.500 ton karetkering per bulan, dan pemerintah daerah menilai stabilitas serta keamanan investasi harusdijaga agar manfaatnya langsung dirasakan rakyat Aceh. Di klaster pangan–petrokimia, hilirisasi juga dikuatkan melalui kemitraan strategis. DirekturUtama PT Pupuk Indonesia (Persero), Rahmad Pribadi, menjelaskan bahwa perusahaanmemperluas kerja sama dengan Petronas Chemicals Group Berhad untuk memperkuatketahanan pangan regional sekaligus mendorong hilirisasi pupuk dan petrokimia di Indonesia. Kolaborasi ini mencakup penjajakan sinergi pasokan urea dan amonia, transfer pengetahuan teknis dan operasional, serta penguatan tata kelola Kesehatan, Keselamatan, danLingkungan (Health, Safety, and Environment/HSE).  Jika ditautkan, tiga simpul di atas, yakni kebijakan investasi yang berpihak pada pelaku lokal, penguatan link–match kampus–industri, dan proyek pengolahan komoditas serta petrokimia, menggambarkan logika hilirisasi yang lengkap. Lapangan kerja tidak hanya muncul di pabrikutama, melainkan juga pada efek pengganda: logistik bahan baku, jasa pemeliharaan mesin, kemasan, transportasi, layanan digital rantai pasok, hingga jasa keuangan dan asuransi. Dengan kurikulum yang diselaraskan, talenta lokal tidak sekadar menjadi tenaga operasional, melainkan juga teknisi, analis proses, dan manajer rantai pasok....
- Advertisement -

Baca berita yang ini