Viral! HP Santri Dipalu di Atas Sajadah, Tuai Pro Kontra di Kalangan Netizen

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Media sosial dihebohkan dengan vide yang menampilkan handphone (HP) diduga milik santri dihancurkan menggunakan palu. Santri disebut-sebut melanggar aturan yang ada di pondok pesantren.

Dalam video yang diunggah oleh akun Instagram makassar_iinfo, pada Sabtu 13 Februari 2021, penghancuran HP dilakukan di atas sebuah sajadah. Terdapat pula keterangan, “Pemusnahan penyebab kelalaian santri.”

Rupanya santri di pondok yang tak disebutkan lokasinya itu diduga nekat membawa HP, padahal ada aturan yang melarangnya. Alhasil, sebagai konsekuesi HP mulik santri itu pun dihancurkan.

Video itu pun viral, tak sedikit memberikan beragam komentar atas kejadian itu. Tentunya, video ini menimbulkan pro kontra di kalangan netizen.

“Tapi yaa gak gitu juga dong barang” pada di hancurin itu belinya pake duit pak bukan pake daun,” komentar @riya**esy.

“Ringan banget tuh tangan megang palu ??
Setidaknya gausah di rusak bgtu, emg gabisa ya pihak pesantren yang simpen?,” kata @its**mss_.

“Pake koran kek jangan sajadah,” tulis @bani_**asta.

“Mantap ustadz ?,” komentar @mariahk****amkmg.

“Sedikit kami luruskan yah gays, sudah ada persetujuan terlebih dahulu sblm adanya tindakan tersebut. Jika melanggar maka siap menerima resiko . Skrg kuantitas santri yg di butuhkan, agar kedisiplinan dapat terpantri dlm hidup mereka para santri,” tulis @bi***ki.

“Buat yg kontra, mending kalian nyantri dulu atau minimal punya anak atau sodara yg di pesantren… biar tau kalau tahapan peringatannya pasti sudah ada sejak penerimaan santri baru, trus pas tadrib/ospek, terus setiap ceramah dari pengasuh pondok dan pasti peraturan sudah terpampang nyata di dinding2 sekolah dan asrama. Jadi stop buat menayalahkan ustadznya,” kata @m**up_.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Generasi Muda Harus Jaga Nilai Kemerdekaan di Tengah Gempuran Budaya Pop

Oleh: Aulia Sofyan Harahap )* Seluruh generasi muda Indonesia harus terus menjaga nilai kemerdekaan meski di tengah adanya berbagai macam gempuran budaya pop, termasuk yang sedangmenjadi tren belakangan ini yakni anime One Piece. Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, ruang digital terus ramai memperbincangkan adanya fenomena pengibaran bendera bajak lautdari serial anime One Piece.  Simbol tengkorak dengan topi jerami itu muncul di sejumlah lokasi, yang kemudianmenyulut pro dan kontra di tengah masyarakat. Sebagian menganggapnya sebagaibentuk ekspresi semata, namun sebagian lainnya justru menilai bahwa pengibaranbendera One Piece itu sebagai salah satu bentuk upaya provokasi yang berpotensimengaburkan nilai-nilai sakral kemerdekaan. Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat RI Ahmad Muzani merespons seluruh haltersebut dengan pandangan yang lebih moderat. Ia memandang bahwa tindakantersebut sebagai ekspresi kreatif dari masyarakat, terutama pada para generasimuda yang tengah hidup dalam era digital dan budaya global.  Meski begitu, ia tetap menegaskan bahwa sejatinya semangat kebangsaan yang dimiliki oleh seluruh masyarakat Indonesia tidak akan pernah tergantikan oleh apapun bahkan termasuk keberadaan budaya pop sekalipun. Muzani meyakinibahwa di balik simbol asing yang diangkat tersebut, seluruh masyarakat sejatinyatetap menyimpan Merah Putih dalam lubuk hati mereka. Senada dengan hal itu, politikus Andi Arief memandang bahwa pengibaran benderatersebut memang bukan sebagai bentuk pemberontakan, melainkan sebagai simbolharapan. Ia membaca tindakan itu sebagai protes yang muncul dari keresahan, namun tetap mengandung semangat untuk membangun Indonesia tercinta. Bagi sebagian kalangan, ekspresi semacam itu bukan berarti meninggalkan kecintaanpada tanah air, tetapi justru sebagai bentuk pencarian atas harapan yang lebih baikbagi bangsa. Sementara itu, Menteri Kebudayaan Fadli...
- Advertisement -

Baca berita yang ini