Gak Sengaja Lihat Pelecehan Seksual di Bus Trans Jakarta, Cewek Ini Cerita ke Petugas Sampai Nangis

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Aksi pelecehan seksual kembali terjadi di sarana transportasi umum. Kali ini, seorang penumpang wanita yang naik bus Trans Jakarta koridor 13 Tendean-Ciledug menjadi korban pelecehan seksual.

Peristiwa ini pun sempat disaksikan oleh seorang penumpang wanita lainnya. Adalah Desy, 24 tahun yang menyaksikan kejadian tersebut.

Ia pun menceritakan kejadian itu dalam sebuah curhatan di akun sosmednya hingga akhirnya menjadi viral.

“Dear teman-teman digital, izinkan aku share sedikit cerita tentang kesaksian aku terhadap kejadian pelecehan saat perjalanan pulang di transportasi umum tadi. Insya Allah enggak ada yang aku lebih-lebihkan. Kira-kira begini ceritanya.

Jadi malam ini aku pulang kantor dengan menggunakan busway (Trans Jakarta) koridor 13 (Tendean-Ciledug).

Seperti jumat biasanya, kondisi busway di jam pulang kerja sekitar jam 7an pasti selalu penuh, dan itu pun aku enggak bisa langsung naik karena saking penuhnya.

Sehingga aku memutuskan untuk nunggu sekitar 3 busway berikutnya biar enggak begitu dempet-dempet amatlah.

Setelah nunggu naik lah nih aku di busway ini. Dan masih penuh, HAHA. Kalian pasti paham wahai genk busway.

Aku dapat posisi berdiri dekat tiang sandaran di depan kursi prioritas, pokoknya dekat pintu yang enggak kebuka itu lah.

Kondisi busway emang penuh sih tapi menurut aku masih cukup manusiawi. Berdiri masih bisa napak dengan proper meskipun arah badan udah enggak karu-karuan.”

“Nah, saat itu aku bersebelahan dengan beberapa orang cewek dan 1 orang bapak. Mbak pertama persisi ada di depan aku, dan mbak kedua ada di depan agak serong ke kiri.

Dua mbak lainnya ada di sebelah kiri belakang aku bersandar di pintu dan tiang. Dan 1 bapak ini ada di sebelah kanan aku (sedikit ke belakang mbak pertama), yang mana posisinya di tengah-tengah kerumunan para mbak.

Kebetulan saat itu aku bawa 2 tas, 1 tas utama (sling bag) aku taro di depan, satunya lagi totebag idi jaket aku selempangin di samping kanan.

Singkat cerita, setelah beberapa menit di perjalanan aku ngerasa enggak nyaman dengan gerakan bapak di sebelah aku.

Dia lama-lama makin mendesak ke arah mbak pertama yang ada di depan aku dan aku juga dong kedempet-dempet.

Kerasa banget karena tas totebag di sebelah kanan aku lama-lama makin berat diteken-teken gitu (mana ada makanannya di dalam). Udah super curiga aku di situ sambil terus merhatiin barang bawaan aku dan gerak-gerik bapak ini.”

“Ternyata yang ngerasa enggak nyaman bukan aku doang. Mbak kedua yang ada di depan kiri aku pun demikian.

Mbak ini sambil buka handphone sempat lirik-lirik ke bapak ini dengan muka sebal karena jadi ikut kedesek juga. Saking enggak nyamannya, aku sempat berniat buat turun di halte Mayestik, tapi kok ya nanggung.

Karena jujur bapak ini super ngedempetin aku dan mbak di depan aku. Dan anehnya lagi tangan kiri bapak ini stay terus dong di belakang mbak di depan aku itu.

Penasaran dong, aku curi-curi pandang eh tapi enggak ngapa-ngapain itu tangan.

Sampai kira-kira dekat halte Kebayoran, tiba-tiba mbak di depan kiri aku nyolek aku dan ngarahin pandangannya ke bawah depan aku, dan itu si bapak lagi rrrrggghhh (apasih namanya, ngeraba-raba bawah bokong mbak yang ada di depan aku).

Asli itu obvious banget di depan aku, keki abis pengin nampol. Alhasil aku sama mbak yang ngasih tahu aku cuman tatap-tatapan dengan muka nanar kesal banget!!!

Aku udah pengin banget tuh lapor ke petugas busway-nya dan kebetulan aku turun di Seskoal pas petugasnya bilang, ‘Ada yang turun Seskoal?’

Aku tegesin suara “Ada!” Pas busnya berhenti, bapak itu ngasih jalan dan pas lihat aku yang kebetulan pakai nametag tempat kerja, dia langsung shock.

Asli kelihatan banget mukanya langsung nunduk. Dikira aku wartawan mungkin.”

Rupanya Desy bekerja di salah satu stasiun TV nasional.

“Aku jalan selangkah di depannya dan SPONTAN aku bilang di tengah keramaian sambil berkaca-kaca, ‘Bapak jangan gitu ya, jangan jahil tangannya sama teman saya!’

Wooh semua orang nengok dong. Setelah itu aku turun busway, aku laporin ke petugasnya dan lagi-lagi aku kencengin suaranya, ‘Pak tolong itu si bapak ngelecehin teman saya,’ masih sambil berkaca-kaca saking emosinya. Then, aku buang muda dan balik cepat-cepat.

Jujur sejujurnya, aku takut abis. Aku langsung pakai jaket, masker, naik ojek online langsung balik ke rumah. Ngeri dong kalau tiba-tiba bapak itu kesal terus aku dikejar dan enggak kebayang deh kalau kejadian amit-amit.

Oh iya, btw menurut keterangan mbak yang turun setelah aku (di halte yang sama), katanya bapak itu diturunkan juga akhirnya. Syukurlah.

Ya Allah buat bapaknya semoga cepat tobat! Pelajaran buat mbaknya, speak up. Apabila ngalamin pelecehan begitu di publik dan keadaan masih memungkinkan kita untuk ngadu ya ngomong aja.

Kasihan kitanya yang rugi. Lagipula Insya allah teman-teman perempuan di sana care satu sama lain. Ada petugas pula.

Hati-hati ya, apapun itu keep your eyes open, jaga diri di ruang publik manapun,” demikian cerita Desy.

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini