Dituding Menulis Novel Pedofil, Penulis Novel Tere Liye Trending di Twitter

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Nama penulis novel tersohor di Indonesia, Tere Liye, sedang trending di media sosial Twitter pada Sabtu, 12 Maret 2022.

Dalam sebuah novelnya, berjudul ‘Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin’. Tere Liye dicap meromantisasi pedofilia dan menormalisasi grooming.

Tania, yang merupakan salah satu tokoh dalam novel karya Tere Liye ikut bertengger di trending topic.

Novel tersebut mengisahkan tentang anak perempuan muda bernama Tania yang jatuh cinta pada sosok pria yang jauh lebih tua darinya.

Sosok pria yang bernama Danar tersebut diceritakan banyak memberi support baik secara finansial maupun mental pada Tania, dengan tujuan murni untuk membantu.

Karena kebaikan tokoh pria bernama Danar itu, Tania akhirnya jatuh cinta kepadanya meski terpisah usia yang terlampau jauh. Hal inilah yang membuat sang penulis novel, Tere Liye dituding warganet telah meromantisasi pedofilia, salah satunya dalam kutipan cuitan Twitter berikut.

“Let’s just stop hyping up this book. Buku ini meromantisasi pedofilia dan menormalisasi grooming,” tulis akun @shabrina***** pada 11 Maret yang menunjukkan postingan tentang novel ‘Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin’.

Menanggapi tudingan tersebut, Tere Liye pun memberikan klarifikasi melalui unggahan akun Instagramnya @tereliyewriter pada 12 Maret 2022.

“Kalau kamu bilang novel ini tentag peodifilia, waduh, ada yang korslet di pola pikirmu, dik,” kata Tere Liye.

“Coba baca dengan cara berpikir yang lurus. Ada orang tulus membantu anak-anak di sekitarnya, dia bikin taman bacaan, dll, dsbgnya. Lantas ada kasus salah-satu yg dia bantu ternyata suka,” sambung Tere Liye.

Tere Liye pun berani menjamin bahwa novel yang ia tulis tersebut tidak ada unsur pedofilia sama sekali di dalamnya.

“Sekali lagi, dan kami garansi, novel Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin sama sekali bukan novel pedofil. Ayo baca dengan seksama jika kamu tidak percaya,” tulis Tere Liye dalam akun Instagramnya.

“Dan ssst, Penerbit Gramedia Pustaka Utama itu sangat ketat soal beginian. Jangankan pedofile, kamu masukin SARA sedikit saja bisa gagal terbit. Mereka punya sistem. Jadi berhentilah halu menyimpulkan sendiri,” ujarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kenaikan PPN 1% Tidak Berdampak Negatif: Pemerintah Pastikan Kebutuhan Pokok Masyarakat Terlindungi

Jakarta – Sejumlah pihak menyambut positif rencana kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 1% menjadi 12% pada tahun...
- Advertisement -

Baca berita yang ini