Ini Lima Hal yang Tak Boleh Dilanggar Calon Haji di Masjid Nabawi

Baca Juga

MATA INDONESIA, MADINAH – Ada lima hal yang tidak boleh dilanggar jemaah calon haji di Masjid Nabawi.

Jika dilanggar pasti akan berurusan dengan para Askar dari Saudi dan petugas haji Indonesia tidak bisa mengurusnya.

“Akan sulit bagi petugas untuk mengurusnya. Lebih baik tidak sampai diamankan,” kata Kepala Seksi Perlindungan Jemaah (Kasi Linjam) Daerah Kerja (Daker) Madinah, Harun Al Rasyid, di Madinah, Jumat 10 Juni 2022.

Hal yang dilarang tersebut adalah berkumpul-kumpul atau membuat kerumunan, dilarang membentangkan spanduk atau atribut berisi identitas kelompok atau diri, seperti nama KBIH atau lembaga apapun.

Mereka juga dilarang membentangkan bendera, dilarang merokok, dilarang membuang sampah sembarangan, dan dilarang mengambil barang yang ditemukan di sekitar lingkungan masjid.

Harun menegaskan aturan tersebut memang harus diindahkan para jemaah, jika tidak mau diamankan pihak kemanan masjid.

Sebab, petugas akan sulit mengurus sehingga dia mengimbau jemaah haji dari Indonesia tidak sampai diamankan.

Harun menyebut telah bersilaturahim dengan pihak keamanan Masjid Nabawi.

Menurut Harun, pihak keamanan Masjid Nabawi mengaku sudah sangat bangga dengan jemaah calon haji Indonesia, karena sangat tertib selama di Madinah dan Masjid Nabawi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pastikan Tindak Tegas OPM Bukan Masyarakat Sipil, Pemerintah WujudkanStabilitas Keamanan di Papua

Oleh: Loa Murib Upaya pemerintah dalam menegakkan stabilitas keamanan di Papua menunjukkankomitmen kuat dan nyata melalui aksi-aksi tegas terhadap OPM yang selama inimenjadi ancaman terhadap kedaulatan negara dan keselamatan warga sipil. Dalamsepekan terakhir, Komando Operasi (Koops) Habema yang dibentuk oleh Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto berhasil melumpuhkan dua kekuatan utama dari OrganisasiPapua Merdeka (OPM) dalam operasi yang presisi dan berdasarkan informasi intelijenyang akurat. Keberhasilan ini menegaskan bahwa negara tidak tinggal diam menghadapi ancamanseparatisme yang kerap merongrong ketenangan hidup masyarakat Papua. Pada 10 Mei 2025, satu tokoh sentral OPM wilayah Yambi, Nekison Enumbi alias Bumi WaloEnumbi, tewas dalam operasi TNI di Distrik Ilamburawi, Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah. Sosok ini telah lama menjadi buronan aparat karena keterlibatannyadalam serangkaian aksi teror bersenjata di wilayah tersebut. Barang bukti yang berhasildiamankan berupa amunisi, alat komunikasi, dan senjata tradisional menegaskanbahwa OPM terus mempersenjatai diri dalam melakukan aksi-aksi kekerasan. Tak berselang lama, pada 14 Mei 2025, aparat TNI kembali melakukan operasi di Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah, yang menewaskan 18 anggota OPM. Merekadiketahui sebagai bagian dari jaringan pimpinan Daniel Aibon Kogoya, Undius Kogoya, dan Josua Waker. Kontak tembak terjadi di sejumlah titik, termasuk Distrik Hitadipa, dandari lokasi operasi aparat juga mengamankan senjata api, amunisi, serta atributseparatis seperti bendera bintang kejora. Ini adalah bukti bahwa kelompok ini tidakhanya mengancam dari balik hutan, tetapi juga terus menyusun kekuatan untukmenyerang warga sipil dan aparat pemerintah. Dapat dipastikan 18 anggota OPM yang tewas bukanlah masyarakat sipil sepertidiklaim oleh pihak OPM. Klaim tersebut sengaja di sebar OPM untuk memprovokasidan membuat masyarakat Papua menjadi tidak percaya pemerintah.  Sementara, keberhasilan Koops Habema tidak hanya menjadi kemenangan bagi aparatkeamanan, tetapi juga bagi masyarakat Papua yang selama ini hidup dalam bayang-bayang teror dan intimidasi kelompok bersenjata. yang sejalan dengan upayapemerintah dalam melindungi warga sipil di...
- Advertisement -

Baca berita yang ini