MATA INDONESIA, JAYAPURA – Masyarakat Papua bersorak dan menyambut delapan atlet legendaris Papua yang membawa bendera Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) pada pembukaan Pekan olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021, Sabtu 2 Oktober 2021.
Delapan atlet legendaris yang telah mengharumkan nama Papua maupun Indonesia pada tingkat nasional maupun internasional adalah para mantan atlet, Raema Lisa Rumbewas (angkat besi), Benny Maniani (tinju), Erni Sokoy (dayung), Novelius Yoku (karate), Kartika Monim (dayung,) Meli Mofu (atletik), Rully Rudolf Neere (sepak bola) dan Immanuel Daundi (pencak silat).
Kedelapan mantan atlet legendaris yang membawa bendera KONI itu mendapat sambutan antusias dari ribuan penonton yang hadir di Stadion Lukas Enembe.
Berada di barisan terdepan, Lisa Rumbewas membawa salah satu sudut bendera PON XX Papua 2021.
Wanita peraih medali perak di Olimpiade Sydney 2000 dan Olimpiade Athena 2004 ini melambaikan tangan ke penonton sembari membawa bendera bersama tujuh orang atlet hebat lain asal Bumi Cenderawasih itu
Selain Lisa Rumbewas, berikut ini prestasi yang diraih tujuh atlet senior hebat lain asal Papua yang membawa bendera PON kali ini.
- Atlet senior Benny Maniani, peraih medali emas olahraga tinju Kejuaraan Asia Jakarta 1977.
- Erni Sokoy, peraih medali olahraga dayung SEA Games Myanmar 2013;
- Novilus Yoku, peraih dua medali emas olahraga karate SEA Games Brunei Darussalam 1999;
- Kartika Monim, peraih medali emas olahraga voli SEA Games Singapura 1983;
- Melly Mofu, pemecah rekor dan peraih medali emas olahraga atletik lari gawang 400 meter SEA Games Kuala Lumpur 1977;
- Rully Rudolf Nere, peraih medali emas sepak bola SEA Games Jakarta 1987; dan
- Imanuel Daundi, peraih medali emas olahraga pencak silat Kejuaraan Dunia Jakarta 1992
Sebelumnya, kolaborasi Edo Kondologit, Nowela dan Michael Jakarimilena menghibur masyarakat yang hadir di stadion kebanggaan masyarakat Papua tersebut.
Kebanggaan
Dalam sambutan selamat datang, Gubernur Papua Lukas Enembe menyampaikan bahwa menjadi kebanggaan Papua, melihat anak bangsa berkumpul di Papua.
Sebagai Ketua Umum Panitia Besar (PB) PON Papua, Lukas Enembe menyampaikan permohonan maaf. Khususnya kepada seluruh kontingen jika ada ketidaknyamanan selama berada di Papua. “Jika ada kekurangan dan ketidaknyamanan selama PON, kami panitia menyampaikan permohonan maaf. Kami akan berusaha semaksimal mungkin memberikan yang terbaik,” katanya.
Ia berterima kasih kepada Presiden Joko Widodo yang bisa membuat PON di Papua terwujud. Karena hal ini menjadi perekat dan persatuan bangsa untuk maju bersamaan.
“Saya percaya olahraga ini menjadi perekat dari tanah Papua. Kami akan tunjukkan bahwa kami masyarakat Papua akan senantiasa menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Merah putih menjadi harapan kami,” ujarnya.