Waspada, Isu Taliban Bisa Mempengaruhi Gerakan Radikal Teroris di Indonesia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Taliban akhrinya kembali berkuasa di Afghanistan setelah 20 tahun lalu kekuasaanya runtuh karena seruan  ‘perang teror’ yang diinisiasi oleh Presiden George W Bush. Kemenangan Taliban ini ternyata diduga berpengaruh terhadap perkembangan kelompok radikal dan teroris Jamaah Islamiyah.

Kabag Ban Ops Densus 88 Mabes Polri Kombes Aswin Siregar menegaskan bahwa Afghanistan memang sudah lama menjadi lokasi latihan bagi foreign terrorist fighters (FTF). Kondisi ini memperlihatkan bahwa FTF khususnya di Indonesia bisa menjadi ancaman yang cukup serius.

“Afghanistan sudah lama menjadi training ground dan battle ground bagi para foreign teroris fighters, orang Indonesia yang berperang ke luar. Afghanistan sudah lama menjadi training ground, training camp, dan battle ground untuk orang-orang Indonesia yang terbawa atau terpengaruh untuk ikut berjuang ke sana,” kata Aswin, dalam webinar CICSR, Selasa 24 Agustus 2021.

Hal ini tidak lepas dari kapasitas FTF yang meliputi kapabilitasnya sebagai kombatan sehingga potensial melakukan serangan. Selain itu FTF juga dinilai bisa menggalang dana untuk melakukan aksi teror hingga isu Taliban yang berpotensi dimanfaatkan untuk melakukan fund raising.

Maka, melihat hal ini pengamat terorisme dari UI, Dr Zora A Sukabdi menegaskan supaya ada internalisasi pemahaman Pancasila dalam sistem pendidikan.

“Internalisasi pemahaman Pancasila perlu dibuatkan formulanya kembali dalam sistem pendidikan kita. Perlu dipikirkan juga formulasi pendidikan. Pancasila kepada warga kita yang kembali dari Luar Negeri,” kata Dr Zora A Sukabdi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini