Ingat Ya, ASI Eksklusif Bisa Cegah Stunting

Baca Juga

Estimasi waktu baca: 3 menit

MATA INDONESIA, JAKARTA – Memberikan ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif pada bayi bisa mencegah stunting dan 823 ribu kematian.

Masalah gizi masih menjadi pekerjaan rumah di seluruh dunia. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, data global nutrition report pada 2018 menyebutkan, sebanyak 22,2 persen balita mengalami stunting, sekitar 7,5 persen balita kurus, dan 5,6 persen balita gemuk di seluruh dunia.

“Di Indonesia berdasarkan data riset kesehatan dasar tahun 2018 menunjukkan angka balita stunting 30,8 persen, balita kurus 10,2 persen, dan balita gemuk 8 persen,” ujar Budi, dalam webinar Hari Puncak Pekan Menyusui Sedunia 2021 dengan tema ‘Perlindungan Menyusui: Tanggung Jawab Bersama’, Rabu 25 Agustus 2021.

Menurut Budi, masalah kurang gizi pada anak diawali dengan penurunan berat badan. Studi menunjukkan penurunan berat badan umumnya terjadi saat bayi berusia pada 3 sampai 4 bulan di mana dalam kondisi ibu bekerja kembali bekerja dan tidak optimal saat memberi air susu Ibu (ASI).

“Menyusui salah satu investasi terbaik untuk kelangsungan hidup dan meningkatkan kesehatan, perkembangan sosial serta ekonomi individu dan bangsa. Menyusui secara optimal dapat mencegah lebih dari 823 ribu kematian anak dan 20 ribu kematian Ibu setiap tahun,” katanya.

Ibu yang tidak menyusui eksklusif akan memiliki risiko 2,6 kali lebih tinggi untuk anaknya mengalami stunting pada usia 0 sampai 6 bulan dan dua kali lebih pada usia 6 sampai 23 bulan. Untuk itu, Budi menyarankan Ibu menyusui yang terpapar Covid-19 tetap menyusui bayinya karena virus Covid-19 tidak dapat menular melalui ASI.

“Ibu menyusui diimbau tidak takut divaksin karena antibodi dapat terdeteksi di ASI dan berpotensi meningkatkan kekebalan bayi terhadap Covid-19,” ucapnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Di Era Pemerintahan Presiden Prabowo, Korban Judol Diberikan Perawatan Intensif di RSCM

Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat mengumumankan adanya inisiatif baru dalam upaya menangani dampak sosial dan psikologis...
- Advertisement -

Baca berita yang ini