Warga Sudah Pasrah, Ini 26 Titik Banjir Jakarta dan Sekitarnya

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sejumlah warga pasrah saat hujan deras yang mengguyur DKI Jakarta dan sekitarnya sejak Jumat malam 19 Februari hingga Sabtu pagi 20 Februari 2021 menyebabkan rumahnya tergenang air. ”Mau bagaimana lagi, hujannya tak berhenti-henti, dari semalam kami sudah mengungsi ke daerah yang lebih tinggi,” ujar Rommy Sudiansyah, warga Pasar Rebo, kepada Mata Indonesia News, Sabtu, 20 Februari 2021.

Berikut ini titik banjir di kawasan Jakarta dan sekitarnya yang dilansir dari laporan Radio Elshinta.

  1. Komplek Pemda Jati Asih
  2. Villa Mutiara Serpong, Tangerang
  3. Jalan Kp Tengah, Pasar Rebo, Jakarta Timur
  4. Perumahan Puri Kartika Lama, Ciledug, Tangerang
  5. Komplek Maharta, Ciledug
  6. Ruas Tol Wiyoto Wiyono, Tol Simpang Cawang arah Tanjung Priok
  7. Pondok Maharta, Jalan Kakaktua Raya, Pondok Kacang Timur, Pondok Aren
  8. Puri Gading Utara Raya, Bekasi
  9. Perumahan Mutiara Gading Timur, Kota Bekasi dengan ketinggian air 100-150 sentimeter
  10. Perumahan Mustika Park Place. Seluruh akses jalan perumahan terendam banjir hingga menyebabkan listrik padam
  11. Komplek Huma Akasia, Bekasi
  12. Jalan Raya Munjul arah Cibubur
  13. Jalan Sarbini 3, Makassar, Jakarta Timur
  14. Jalan Inpres V, Kelurahan Gaga, Tangerang
  15. Stasiun Pondok Ranji, Kebayoran Lama
  16. Perumahan Karawaci Residence
  17. Pinang Griya Permai, Ciledug
  18. Jatipadang 3, Pasar Minggu
  19. KM 8 Tol Jakarta-Serpong
  20. Komplek Purebeta, Joglo, Jakarta Barat
  21. Perum Taman Cibodas, Tangerang
  22. Komplek Taman Permata Indah, Penjaringan
  23. Kelurahan Ragunan, Jakarta Selatan
  24. Jalan Mawar 4, Taman Cibodas, Tangerang
  25. Blok F daerah Binong, Curug, Tangerang
  26. Jalan Kemang Selatan IV, Jakarta Selatan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Judi Daring Ancam Ekonomi Keluarga: Saatnya Literasi dan Kolaborasi Jadi Senjata

Oleh: Ratna Soemirat* Fenomena judi daring (online) kini menjadi salah satu ancaman paling serius terhadap stabilitassosial dan ekonomi masyarakat Indonesia. Di tengah kemajuan teknologi digital yang membawakemudahan hidup, muncul sisi gelap yang perlahan menggerogoti ketahanan keluarga dan moral generasi muda. Dengan hanya bermodalkan ponsel pintar dan akses internet, siapa pun kini bisaterjerumus dalam praktik perjudian digital yang masif, sistematis, dan sulit diawasi. Pakar Ekonomi Syariah dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Satria Utama, menilai bahwa judi daring memiliki daya rusak yang jauh lebih besar dibandingkan bentukperjudian konvensional. Menurutnya, sasaran utama dari perjudian daring justru kelompokmasyarakat yang secara ekonomi tergolong rentan. Dampaknya langsung terlihat pada polakonsumsi rumah tangga yang mulai bergeser secara drastis. Banyak keluarga yang awalnyamampu mengatur pengeluaran dengan baik, kini harus kehilangan kendali keuangan karenasebagian besar pendapatan mereka dialihkan untuk memasang taruhan. Satria menjelaskan, dalam beberapa kasus, bahkan dana bantuan sosial (bansos) yang seharusnyadigunakan untuk kebutuhan pokok keluarga justru dihabiskan untuk berjudi. Hal ini, katanya, bukan lagi sekadar persoalan individu, melainkan ancaman nyata terhadap ketahanan ekonominasional. Ia menegaskan, ketika uang yang seharusnya digunakan untuk makan, biaya sekolahanak, atau keperluan kesehatan malah dipakai untuk berjudi, maka kerusakannya meluas hinggapada tingkat sosial yang lebih besar. Masalah ini juga diperparah dengan munculnya fenomena gali lubang tutup lubang melaluipinjaman online (pinjol). Banyak pelaku judi daring yang akhirnya terjebak utang karena tidakmampu menutup kerugian taruhan. Satria menilai bahwa bunga pinjol yang tinggi justrumemperparah keadaan dan menjerumuskan pelakunya ke dalam lingkaran utang yang sulitdiakhiri. Dalam banyak kasus, kondisi ini menyebabkan kehancuran rumah tangga, konflikkeluarga, hingga perceraian. Efek domino judi daring, katanya, sangat luas dan tidak hanyamerugikan pelakunya saja. Selain aspek ekonomi, Satria juga menyoroti persoalan perilaku konsumsi yang tidak rasional di kalangan masyarakat. Ia menilai bahwa budaya konsumtif yang tinggi membuat masyarakatlebih mudah tergoda dengan janji palsu “cepat kaya” yang ditawarkan oleh situs judi daring. Contohnya, jika seseorang rela mengeluarkan uang untuk rokok meski kebutuhan rumah tanggaterbengkalai, maka godaan berjudi dengan iming-iming hasil instan menjadi semakin kuat. Menurutnya, perubahan pola pikir masyarakat menjadi kunci utama untuk membentengi diri daribahaya ini. Lebih jauh, Satria menegaskan bahwa penanganan judi daring tidak cukup hanya denganpendekatan represif, seperti pemblokiran situs atau razia siber. Ia menilai langkah tersebutmemang penting, tetapi tidak akan menyelesaikan akar masalah tanpa adanya peningkatanliterasi ekonomi dan kesadaran digital masyarakat. “Permintaan terhadap judi daring itu besar, sehingga selama ada permintaan, pasokan akan terus bermunculan,” ujarnya dalam wawancara. Pemerintah, katanya, harus berani menyentuh aspek edukasi publik dengan memperkuat literasidigital, keuangan, dan moral agar masyarakat memiliki ketahanan terhadap jebakan dunia maya. Upaya memperkuat literasi digital dan kesadaran publik kini mulai mendapat perhatian dariberbagai pihak, termasuk dunia akademik. Salah satu contoh nyata datang dari UniversitasLampung (Unila) melalui inovasi bertajuk Gambling Activity Tracing Engine (GATE...
- Advertisement -

Baca berita yang ini