MATA INDONESIA, NEW DELHI – Sungai Yamuna di India terlihat dipenuhi dengan busa berwarna putih. Busa ini terlihat cantik seperti salju, namun siapa sangka jika busa ini muncul karena tingkat polusi yang tinggi.
Ya, keadaan sungai Yamuna belakangan memang menyedihkan dan sungai ini merupakan jalur kehidupan Delhi karena airnya digunakan untuk keperluan rumah tangga, industri, dan irigasi.
Sungai Yamuna mengalir dari Himalaya melalui provinsi terpada di dunia, Uttarh Pradesh yang menyediakan lebih dari 70 persen pasokan air untuk masyarakat Kota Delhi.
Dalam keadaan alami, pembentukan busa di permukaan air sangat umum. Fenomena ini terjadi di banyak danau dan sungai. Gelembung busa dihasilkan ketika bahan organik terurai. Bagian tanaman yang mati dan membusuk mengandung molekul lemak yang tidak bercampur dengan air.
Ini lebih ringan dari air sehingga mereka mengapung di permukaan dan kemudian secara bertahap menumpuk dan membentuk lapisan mengambang yang tidak terlihat di permukaan air.
Molekul penghasil busa memiliki satu ujung yang menolak air dan ujung lainnya yang menarik air. Ini berfungsi untuk mengurangi tegangan permukaan pada air.
Busa yang terbuat dari bahan organik di sungai dan danau dapat bertahan lama. Namun jumlah yang terlihat di Yamuna tidak dapat dijelaskan dengan fenomena alam seperti itu.
Tingginya tingkat fosfat di sungai Yamuna inilah yang menyebabkan busa tersebut menumpuk, kata para ilmuwan. Fosfat dan surfaktan dalam limbah yang tidak diolah dari Delhi, Haryana dan UP adalah alasan lain di balik buih di sungai.
Fosfat adalah bahan yang digunakan dalam banyak deterjen. Senyawa ini membuat pembersihan jauh lebih mudah. Sementara fosfat dan surfaktan di sungai Yamuna terdiri dari 1 persen, sisanya 99 persen adalah udara dan air.
Melansir DNA India, Wakil Ketua Dewan Delhi Jal Raghav Chadha mengklaim bahan limbah jatuh dari ketinggian di rentetan Okhla yang mengarah ke pembentukan busa. Limbah industri, bahan organik dari vegetasi yang membusuk dan adanya bakteri berfilamen menyebabkan busa.
Paparan jangka pendek terhadap buih seperti itu di sungai Yamuna dapat menyebabkan iritasi kulit dan alergi. Jika tertelan, bahan kimia ini dapat menyebabkan masalah pencernaan dan penyakit seperti tipus.