Terus Melonjak, Pasien Positif Corona Jadi 227 dan Meninggal 19 Orang, Terbanyak dari Jakarta

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Juru bicara pemerintah untuk corona, Achmad Yurianto mengumukan jumlah positif kasus corona covid-19 terdapat lonjakan sejak 18 Maret 2020 ini sehingga menjadi 227 kasus atau terjadi peningkatan 55 kasus, terbanyak tetap dari Jakarta dengan 30 kasus.

“Mulai hari ini memang terdapat lonjakan yang cukup berarti, tetapi kami prediksi dengan penanganan yang serempak April nanti sudah bisa terkendali,” ujar Yuri di Jakarta, Rabu.

Sementara untuk kasus meninggal dunia, ternyata banyak rumah sakit yang belum melaporkan sejak 12 Maret 2020. Setelah didata lebih rinci maka jumlah pasien positif yang meninggal dunia jauh lebih banyak menjadi 19 orang, bukan 7 orang seperti dilaporkan sebelumnya.

Dari jumlah itu, DKI Jakarta juga menyumbang lebih banyak yaitu dengan 12 orang meninggal dunia. Selebihnya Jawa Tengah terdapat dua orang meninggal, lalu Bali, Banten, Jabar, Jatim dan Sumut masing-masing terdapat satu orang positif corona meninggal dunia.

Yuri juga mengumumkan ada tambahan tiga rumah sakit swasta yang disebut telah mendedikasikan seluruh tempat tidurnya untuk merawat pasien positif corona. Ketiganya adalah RS Siloam Kelapa Dua, RS Mitra Keluarga Jati Asih dan RS Hermina Karawang.

Selain itu pengujian positif corona juga diupayakan tidak melulu melalui swab atau sampel dahak tenggorokan tetapi melalui darah.

Jejaring laboratorium pengujiannya adalah dari Siloam, Kalbe dan Bunda.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini