MATA INDONESIA, JAKARTA – Varian baru Virus SARS-Cov-2 yang ditemukan di Prancis hingga kini masih menimbulkan banyak pertanyaan karena tidak terdeteksi primer PCR yang mendeteksi fragmen gen virus. Kini varian itu masuk dalam kategori variant under investigation (VUI) Clade 20C.
Pesan yang diterima Mata Indonesia News, Selasa 23 Maret 2021 itu berasal dari pakar biologi molekuler Riza Putranto.
Penerapan status VUI terhadap varian baru tersebut diumumkan Juru Bicara Pemerintah Prancis, Gabriel Attal setelah varian itu ditemukan 15 Maret 2021. Saat ini, ilmuwan di negeri Menara Eiffel itu harus memperbaiki primer PCR agar bisa mendeteksinya.
Lalu, varian itu diberinama Variant Tregor tempat di mana dia ditemukan pertama kalinya.
Keesokan harinya, 16 Maret 2021, Professor Pierre Tattevin, Kepala Departemen Penyakit Menular dari CHU Rennes menyatakan penyebab PCR negatif terhadap varian itu bukan karena teknik PCR-nya tidak valid.
“Namun karena pasien tidak mensekresikan virus di mukosa nasal dari pasien positif COVID-19. Ketika sampel saluran nafas bawah (bronkoalveolar) diambil, varian baru tersebut terdeteksi oleh PCR,” ujar Riza.
Menurut Riza hingga kini varian tersebut masih terus diteliti apakah patut menjadi perhatian masyarakat dunia sehingga digolongkan Variant of Concern (VOC).