Sudah Bawa Alkes Covid19 Bantuan Cina, Pesawat Kiriman Menhan Prabowo Gak Bisa Langsung ke Halim

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pesawat kiriman Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto yang membawa sembilan ton alat kesehatan atasi covid19 bantuan Cina sudah tiba di Indonesia, Minggu 22 Maret 2020 pagi. Tetapi tidak bisa langsung terbang ke Halim, Jakarta.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto pesawat tersebut akan mendarat di Pangkalan Udara Halim Perdana Kusumah, Senin 23 Maret 2020 sekitar pukul 09.30 WIB.

Ternyata pesawat dan awak yang sudah beroperasi selama 27 jam sejak Sabtu 21 Maret 2020 pagi menempuh rute Jakarta-Natuna-Hainan-Shanghai-Hainan-Natuna itu, pada Minggu harus menjalani proses dekontaminasi di Pangkalan Udara Raden Sajad Natuna.

Selain itu para kru dan petugasnya harus beristirahat setelah 27 jam tidak tidur. Bahkan sesampainya di Shanghai mereka masih harus membantu mengawasi pengangkutan barang-barang bantuan Cina tersebut.

Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, mengatakan, sembilan ton alat kesehatan bantuan Cina itu diangkut melalui suatu penerbangan feri menggunakan pesawat transport berat C-130B Hercules dari Skuadron Udara 32 Malang.

Di Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta, besok, pesawat itu akan langsung diserahterimakan kepada Wakil Menteri Pertahanan, Wahyu Sakti Trenggono, dari Kepala Staf Umum TNI, Letnan Jenderal TNI Joni Supriyanto.

Sementara alkes yang diangkut akan menjadi tanggung jawab Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Letnan Jenderal TNI Doni Monardo. Itu sebabnya, Kepala BNPB tersebut diundang dalam proses serah-terima alkes tersebut.

Alkes dari Shanghai, Cina, itu terdiri dari masker sekali pakai, masker N95, pakaian pelindung tubuh, kacamata pelindung, sarung tangan karet, penutup sepatu, thermometer infra merah, dan penutup kepala untuk operasi, dan beberapa barang lainnya.

 

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini