MATA INDONESIA, JAKARTA – Akhirnya pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa diperkirakan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Masih minus tetapi tidak dalam karena pemerintah habis-habisan melakukan belanja.
Prediksi itu sedikit meleset dari perkiraan sebelumnya yang memperkirakan ekonomi Indonesia ada di kisaran minus 1,1 persen hingga minus 0,2 persen, menjadi minus 1,7 persen sampai minus 0,6 persen.
Maka, Menteri Keuangan terbaik tersebut memprediksi pertumbuhan positif bisa tercapai pada kuartal IV 2020. Paling buruk ekonomi pada kuartal itu akan tumbuh nol persen.
Sri Mulyani menegaskan kondisi tersebut akibat konsumsi pemerintah pada kuartal III 2020 diperkirakan mengalami pertumbuhan positif yang sangat tinggi yaitu 9,8 persen hingga 17 persen karena adanya akselerasi belanja.
“Untuk keseluruhan tahun kita ada antara di positif 0,6 persen hingga 4,8 persen untuk konsumsi pemerintah. Jadi pemerintah sudah melakukan all out melalui kebijakan belanja atau ekspansi fiskalnya untuk counter cyclical,” kata perempuan yang panggilan akrabnya, Ani, Selasa 22 September 2020.
Namun, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) kuartal III diperkirakan masih dalam posisi yang cukup berat yaitu antara minus 8,5 persen hingga minus 6,6 persen sehingga untuk keseluruhan tahun diprediksikan pada minus 5,6 persen hingga minus 4,4 persen. Maka, Ani akan berupaya pada kuartal IV PMTB itu bisa mendekati nol persen atau positif.
Sementara tahun depan, Sri Mulyani memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di kisaran 4,5 persen hingga 5,5 persen. Kemungkinan besarnya 5 persen.
Namun, dia menegaskan realisasi terhadap semua proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut akan bergantung pada perkembangan kasus Covid19.