MATA INDONESIA, JAKARTA – Selandia Baru diguncang tiga gempa besar berturut-turut termasuk yang terakhir dengan magnitudo 8,1 hingga mengakibatkan tsunami.
Gempa pertama yang terjadi Kamis waktu setempat dengan magnitudo 7,2 disusul 7,4. Warga di kota-kota pantai seperti Whangerei segera mencari tempat yang lebih tinggi dengan berjalan kaki atau bersepeda karena dikeluarkan peringatan tsunami seperti dilaporkan DW.
Cara itu dilakukan agar tidak terjadi kemacetan lalu lintas jika mereka mengungsi menggunakan kendaraan bermotor.
Kepala bidang mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menunjukkan video datangnya tsunami yang terjadi di Pantai Tokomaru pasca gempa 8,1 di timur Selandia Baru tersebut.
Namun, beberapa jam setelahnya peringatan tsunami itu dicabut Pusat Peringatan Tsunami Pasifik (PTWC) untuk sebagian besar Pasifik, termasuk Kepulauan Cook, Fiji, Kaledonia Baru, Niue, Kepulauan Pitcairn, Kepulauan Solomon, Tonga, Vanuatu, Wallis dan Futuna dan beberapa pantai Samoa Amerika.
Menteri Manajemen Kedaruratan Selandia Baru, Hon Kiri Allan, mengeluarkan pernyataan agar masyarakat yang mengungsi ke dataran tinggi untuk kembali lagi ke kediamannya masing-masing.
Hingga laporan ini dibuat belum dikabarkan kerusakan serius atau korban jiwa akibat gempa tersebut.