MATA INDONESIA, JAKARTA-Program irigasi perpompaan di Desa Wakalambe, Kecamatan Kapontori, Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara menjadi upaya Kementan untuk memperkuat ketahanan pangan petani Buton dalam menghadapi ancaman krisis pangan global.
Irigasi tersebut manfaatnya akan dirasakan langsung oleh Kelompok Tani Gata untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, air menjadi faktor penting bagi tumbuh kembang budidaya pertanian.
Dengan pasokan air yang stabil, maka petani tetap dapat mengembangkan usaha tani mereka untuk terus berproduksi.
“Irigasi ini berkaitan erat dengan produktivitas. Produktivitas salah satu kata kunci untuk memperkuat ketahanan petani dalam menghadapi ancaman krisis pangan. Kementan terus berkomitmen menyediakan pangan untuk seluruh rakyat Indonesia,” ujarnya.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil menambahkan, selain memperkuat petani dalam menghadapi ancaman krisis pangan, irigasi juga merupakan program yang direalisasikan dalam menghadapi perubahan iklim yang bisa saja terjadi sewaktu-waktu.
“Perubahan iklim menjadi ancaman petani. Untuk itu, irigasi ini merupakan salah satu program untuk menghadapi ancaman perubahan iklim yang bisa saja berdampak pada terjadinya gagal panen,” ujar Ali.
Irigasi Perpompaan Penopang Sektor Pertanian
Ditambahkan Ali, dalam menghadapi ancaman krisis pangan global imbas perubahan iklim serta situasi geopolitik rusia ukraina, Ditjen PSP Kementan terus memberikan kontribusinya salah satunya melalui program irigasi pertanian.
“Tentu fokus kita adalah ketahanan pangan. Salah satu kata kuncinya adalah produktivitas. Produktivitas yang tinggi ini harus ditopang dengan ketersediaan air yang memadai,” ujar Ali.