MATA INDONESIA, WASHINGTON – Semakin maraknya penembakan massal di AS membuat pemerintah ketar ketir. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akhirnya menandatangani Rancangan Undang-Undang (RUU) kepemilikan senjata api terbaru. RUU ini sebagai sebuah kompromi antara hak individu dan kekhawatiran semakin banyaknya orang terbunuh.
Peristiwa yang paling fatal adalah penembakan massal di Texas saat 19 anak dan dua guru tewas saat seorang anak muda memberondong senjata apinya di sebuah sekolah dasar di Texas. Hal inilah yang membuat Biden mendeklarasikan bahwa RUU ini dapat “menyelamatkan nyawa.”
Berbicara di Gedung Putih dengan menyebut beberapa nama keluarga dari korban penembakan, Biden berkata: “Mereka berpesan kepada kami untuk melakukan sesuatu. Hari ini, kami melakukannya.”
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS telah memberikan persetujuan final atas RUU kepemilikan senjata api bernama Bipartisan Safer Communities Act pada Jumat 24 Juni 2022. Satu hari sebelumnya, Senat telah lebih dahulu memberikan persetujuan atas RUU.
Biden pun menandatangani RUU tersebut, sesaat sebelum dirinya meninggalkan Washington untuk menghadiri dua pertemuan di Eropa.
Reuters mengabarkan UU terbaru akan memperkuat pemeriksaan latar belakang bagi warga yang hendak membeli senjata api. Aturan ini juga didesain untuk menjauhkan senjata api dari pelaku kekerasan dalam rumah tangga, dan membantu negara-negara bagian dalam mengambil senjata dari individu yang dianggap berbahaya.
Sebagian besar anggaran dari total USD 13 miliar untuk sosialisasi UU tersebut termasuk membantu memperkuat program kesehatan mental. Dan mendukung sekolah-sekolah yang pernah terkena dampak penembakan massal.
Biden mengatakan kompromi bipartisan dalam RUU ini tidak mengakomodir semua keinginannya. ”Minimal RUU ini bisa menyelamatkan banyak nyawa,” ujarnya.
“Saya tahu ada banyak pekerjaan. Saya tidak akan pernah menyerah. Tapi hari ini adalah hari yang monumental,” ujar Biden bersama istrinya, Jill, dan seorang guru saat menandatangani RUU ini.
Ia berencana menggelar sebuah acara pada 11 Juli mendatang untuk para legislator dan keluarga yang terdampak kekerasan senjata api.