Pemanfaatan Karbon Biru Bisa Bantu Indonesia Selamatkan Dunia dari Pemanasan Global

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Indonesia berpeluang menjadi negara yang bisa mengendalikan emisi karbon di atmosfer yang bisa memicu pemanasan global. Hal ini disebabkan karena ini memiliki basis sumber daya alam dan potensi karbon biru yang melimpah di wilayah pesisir pantai dan pulau-pulau kecil yang banyak ditumbuhi mangrove dan lamun. Bahkan dengan bantuan karbon biru, perubahan iklim yang drastis hingga bencana alam bisa dicegah.

Menurut Ketua Dewan Pertimbangan Pengendalian Perubahan Iklim Sarwono Kusumaatmadja, Indonesia memiiki potensi karbon biru yang sangat kaya dan itu dibuktikan dari fakta bahwa wilayah nusantara meliputi lebih dari 60 persen dari total wilayah coral triangle dunia.

Hal ini disebabkan karena dunia sedang mengalami akselerasi perubahan iklim dan perekonomian dunia akan menyesuaikan dengan tantangan tersebut. “Dengan potensi ekonomi dan ekologi yang sangat besar, kita harus mengatur mindset bahwa Indonesia merupakan negara climate super power,” katanya, Jumat 9 Juli 2021.

Hal tersebut diamini oleh Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut KKP, Andi Rusandi. Ia menjelaskan bahwa ekosistem karbon biru berpotensi menyerap 50 persen karbon yang ada di atmosfer.

Saat ini, pemerintah tengah berupaya melakukan perluasan kawasan konservasi perairan dengan target 32,5 juta hektar di tahun 2030. Dan ditargetkan setidaknya 20 juta hektar yang dikelola dengan baik sehingga ekosistem mangrove dan lamun dapat berfungsi secara optimal.

“Kini sekitar 92,73 persen ekosistem lamun sudah masuk ke dalam kawasan konservasi. Penetapan kawasan konservasi sebagai legal basis yang kuat membutuhkan pengelola, SDM, dan anggaran,” ujarnya.

Ia pun berharap ke depan, pemerintah memperketat pengawalan sehingga target konservasi dapat dicapai antara pusat dan daerah. Yang terpenting adalah perlu ada inovasi, kolaborasi antara pusat dan daerah untuk menyukseskan konservasi ini.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini