Pakai Energi Ramah Lingkungan, PLN Terangi Desa-desa di Papua dan Papua Barat

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAYAPURA – PLN bersama Kementerian ESDM melalui Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) terus melakukan percepatan untuk menerangi desa-desa 3T di Papua dan Papua Barat.

Kali ini PLN berhasil melistriki Kampung Coisi dan Kampung Mbingma, Distrik Minyambouw, Pegunungan Arfak. Melalui 3 SPEL (Stasiun Pengisian Energi Listrik) dan 94 APDAL (Alat Penyalur Daya Listrik), dua kampung tersebut resmi dilistriki menggunakan energi surya yang ramah lingkungan.

Rencananya total 47 SPEL dan 1.239 APDAL akan dibangun hingga akhir tahun 2021. SPEL dan APDAL tersebut akan dipasang di 37 kampung yang tersebar di 6 Kabupaten, yakni Pegunungan Arfak, Tambrauw, Kaimana, Teluk Bintuni, Jayawijaya dan Lanny Jaya.

Bupati Pegunungan Arfak, Yosias Saroi pun mengapresiasi langkah PLN dan Ditjen EBTKE yang sudah membantu menerangi desa-desa di Bumi Cenderawasih.

“Terima kasih kepada Pemerintah Pusat. Sebelumnya, di beberapa kampung kami jam 6 (sore) gelap. Tidak ada aktivitas lagi. Tapi sekarang malam bisa aktivitas karena ada lampu,” ujarnya, dikutip Kamis 9 Desember 2021.

Sinergi ini merupakan upaya PLN dan Ditjen EBTKE untuk memastikan desa-desa yang belum berlistrik di Papua dan Papua Barat dapat segera terang. Dalam pelaksanaannya, PLN bertanggung jawab untuk menyediakan SPEL, sedangkan Ditjen EBTKE menyiapkan APDAL untuk masyarakat.

Menurut Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, pada pertengahan tahun 2020, Presiden Joko Widodo telah memerintahkan Kementerian ESDM dan PLN untuk melistriki 433 desa yang belum berlistrik di Papua, Papua Barat, Maluku dan Nusa Tenggara, termasuk Kampung Coisi.

“Untuk melistriki desa-desa tersebut, dilakukan perluasan jaringan listrik, pembangunan PLTS maupun pembangkit EBT (energi baru terbarukan) lainnya, serta pemasangan SPEL dan APDAL,” katanya.

Dadan menjelaskan, masing-masing SPEL yang dibangun dapat mengisi daya 8 APDAL secara bersamaan. Dengan estimasi adanya 3 titik lampu setiap rumah, APDAL dengan kapasitas 500 Wh ini dapat digunakan selama 3 hari sebelum harus melakukan pengisian kembali.

“Kami berharap (SPEL dan APDAL) agar dapat dirawat dan dipelihara dengan baik, sehingga bisa dipergunakan dengan jangka waktu yang lama,” ujarnya.

Sementara itu, Executive Vice President Perencanaan dan Pengendalian PLN Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara, Eman Prijono Wasito Adi menyampaikan bahwa penyediaan SPEL dan APDAL ini merupakan salah satu solusi untuk melistriki desa-desa yang belum berlistrik.

“Kondisi geografis di Papua dan Papua Barat menjadi tantangan tersendiri bagi kami untuk melistriki seluruh wilayah. Penyediaan SPEL dan APDAL merupakan langkah untuk mempercepat elektrifikasi di daerah-daerah yang sulit terjangkau,” katanya.

Eman menambahkan, sejalan dengan instruksi pemerintah, pihaknya secara intensif mengupayakan peningkatan pembangkit berbahan bakar ramah lingkungan untuk meningkatkan bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia Timur.

“Secara bertahap kami juga terus memetakan potensi-potensi energi yang ada di daerah-daerah untuk dimaksimalkan menjadi pembangkit yang lebih besar khususnya EBT. Mudah-mudahan dengan adanya listrik di daerah ini, dapat mendorong dan meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat,” ujarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Tumbuhkan Cinta Tanah Air, Semangat Satu Darah Indonesia Dinilai Penting

Mata Indonesia, Yogyakarta - Puluhan warga DIY berkumpul di Waduk Sermo untuk menyuarakan cinta tanah air. Acara ini dibuat untuk seluruh anak rantau yang berada di DIY agar lebih cinta akan keberagaman yang ada di NKRI.
- Advertisement -

Baca berita yang ini