Nah Lo, Pilkada Langsung Bakal Dievaluasi Gara-Gara Sebabkan Ratusan Kasus Perceraian

Baca Juga

MINEWS.ID, TANJUNGPINANG – Pemilihan kepala daerah (Pilkada) langsung bakal dievaluasi gara-gara menyebabkan perceraian 826 pasangan suami-istri (pasutri).

“Bercerai gara-gara pilihan berbeda,” kata Ketua MPR Bambang Soesatyo, Jumat 22 November 2019.

Bukan hanya perceraian. Pilkada langsung menurut Bambang juga membuat orang tua dan anaknya bertikai.

Lebih luas lagi sering terjadi gesekan di akar rumput, perpecahan hingga perang antarsuku maupun antarkampung.

Dampak lainnya adalah sistem demokrasi Indonesia menjadi terjebak kepada sekadar angka-angka.

Dengan demikian, anggota DPR maupun DPRD masuk parlemen bukan lagi membawa aspirasi rakyat tetapi setelah bermain dengan angka-angka yang memenangkannya.

Begitu pula dengan kepala daerah, seperti gubernur, bupati dan wali kota. Bambang menuding mereka tidak bekerja untuk rakyat setelah terpilih karena memikirkan biaya politik yang tinggi dan tidak masuk akal.

Akhirnya, saat bertugas dia akan berpikir untuk mengembalikan uangnya tersebut kembali lagi ke rekening pribadinya.

Maka, saat ini MPR tengah mengevaluasi pilkada langsung untuk melihat apakah lebih banyak manfaat atau mudarat-nya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini