MINEWS.ID, JAKARTA – Bukan cuma kelakukan pengemudinya yang parah, sepeda motor ternyata menjadi penyumbang terbesar polusi udara di Jakarta. Angkanya 45 persen.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Safrudin dalam sebuah diskusi yang diselenggarakan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Selasa 19 November 2019.
Angka itu bahkan jauh lebih besar dari angka polusi yang dihasilkan bus yaitu 21 persen, sementara truk hanya menyumbang 18 persen sedangkan polusi dari mobil pribadi hanya sekitar 14 persen.
“Ini karena masih banyak sepeda motor yang menggunakan BBM beroktan rendah sehingga emisi gas buangnya masih buruk,” ujar Ahmad Safrudin.
Hal itu diperburuk dengan perilaku pemotor yang lebih senang menggunakan knalpot gas buang tanpa penyaring limbah polusi seperti standar pabrik. Mereka banyak yang mengganti knalpot after-market yang bersuara bising dan menghasilkan polusi gas buang lebih besar dari knalpot standar pabrik.
Sementara itu, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) meminta harga bahan bakar minyak (BBM) ramah lingkungan lebih terjangkau masyarakat.
YLKI seperti dilansir antara juga mendorong pemerintah konsisten menjalankan regulasi bahan bakar minyak ramah lingkungan untuk kendaraan bermotor. Hal itu sesuai Peraturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor.
Menurut Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi, dalam penggunaan BBM ramah lingkungan Indonesia sudah jauh tertinggal dari negara-negara ASEAN. Di Malaysia misalnya jenis BBM terendah yang beredar adalah berangka oktan (RON) 95, sementara Indonesia masih beredar RON 88 yang tidak lulus Euro 1.
Kepala Subdirektorat Standardisasi Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Yunan Muzaffar mengatakan langkah pemerintah untuk fokus mengembangkan energi bersih bagi masyarakat sudah terimplementasi dalam program biodiesel B30.
Selain untuk mengurangi emisi gas buang dengan meminimalkan penggunaan energi fosil, lanjutnya, program B30 akan tercipta dampak yang signifikan di bidang ekonomi yaitu mengurangi impor BBM.