Mengaku Organisasi Politik, Ternyata KNPB Mirip KST Papua Berani Angkat Senjata dan Serang TNI di Maybrat

Baca Juga

MATA INDONESIA, MAYBRAT – Kepala Penerangan Kodam XVIII/Kasuari Letnan Kolonel Arm Hendra Pesireron mengungkapkan perubahan pola pergerakan Komite Nasional Papua Barat (KNPB). Kelompok yang sebelumnya mengaku berjuang lewat jalur politik, kini mulai berani angkat senjata dan membunuh aparat keamanan. Kasus pembunuhan 4 prajurit TNI di Pos Persiapan Koramil Kisor, Kampung Kisor Distrik Aifat Selatan kabupaten Maybrat, Papua Barat menjadi bukti dari sepak terjang mereka.

Menurut Hendra, ternyata jarak Pos Koramil Kisor dan Markas KNPB Maybrat cukup dekat, cuma berjarak 500 meter. Para prajurit pun selama ini menganggap kelompok tersebut adalah gerakan politik dan tidak mungkin berani menyerang dengan senjata api.

“Kalau KNPB ini kan rupanya di setiap daerah ada. Jadi mereka selama ini kan menyampaikan perjuangan mereka ini dengan politik, jadi ya kita anggap itu mereka selama tidak membuat anarkis itu ya dibiarkan saja sama kita, dipantau saja gitu. Ternyata mereka ada buat penyerangan,” ujarnya, Jumat 10 September 2021.

Ia juga mengungkapkan bahwa ternyata markas KNPB di Kisor tersebut digunakan untuk melakukan rapat penyerangan ke Pos Koramil. “Rupanya ada rapat untuk penyerangan, kan penyerangan ini sudah direncanakan, rapat terakhirnya di situ,” katanya.

“Jadi rapat mereka itu dari sekitar jam 11 malam sampai dengan jam 1 (waktu setempat) gitu, setelah itu melakukan pengintaian ke pos dan langsung menyerang,” lanjutnya.

Namun, menurut Hendra para prajurit TNI pun segera menguasai keadaan. Markas itu dikuasai beberapa jam setelah kejadian penyerangan Pos Koramil pada 2 September 2021 lalu.

“Markas KNPB dikuasai Langsung, pagi kejadian. Sore langsung (dikuasai), kan mereka sudah kabur semua,” ujarnya.

Sebelumnya, aparat sempat menduga aksi penyerangan tersebut adalah KST Papua. Namun, belakangan baru terbongkar ternyata semua itu adalah ulah KNPB. Salah satunya dilakukan oleh kelompok dipimpin Manfet Fatem.

TNI mengaku sudah mengantongi nama-nama anggota KNPB. Termasuk para pelaku penyerangan. Dia menyebut ada sekitar 20 nama pelaku penyerangan yang sudah dikantongi. Jumlah pelaku kemungkinan bisa bertambah.

“Kemarin sudah ada bukti-bukti lengkap sudah langsung kasih pernyataan KNPB. Jadi tidak KKB,” jelasnya.

Hendra membeberkan sepak terjang kelompok Manfet Fatem. Tak hanya mengancam membunuh warga, mereka juga kerap menghasut warga. Terutama jika dilakukan pembangunan proyek di wilayah sekitar warga.

“Mengancam masyarakat agar menghambat pembangunan. Contohnya misalnya ada pembangunan proyek jalan. Bukan mereka yang maju tapi mengancam masyarakat agar masyarakat datang ke proyek tersebut menuntut hak wilayah,” katanya.

Selain itu, mereka juga menghasut masyarakat agar tidak menuntut ilmu. Anak-anak dihasut agar tidak sekolah. “Anak-anak yang sekolah dihasut untuk tidak sekolah, kemudian diancam,” ujarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini