MATA INDONESIA, JAKARTA – Mantan ganda putra bulutangkis, Markis Kido optimistis dengan peluang Indonesia di ajang Piala Thomas dan Uber 2020. Menurut Kido, ini waktunya Piala Thomas kembali ke Indonesia.
Sejak diperkenalkan pada 1949, Indonesia adalah negara paling banyak meraih gelar juara. Tim Merah Putih menggondol 13 gelar, sementara posisi dua ditempati China dengan 10 gelar.
Indonesia pernah lima kali beruntun juara Piala Thomas (1994,1996, 1998, 2000, 2002). Sayang, sejak itu Indonesia tak pernah lagi menjadi juara. China mendominasi seajk 2004 dan hanya mampu diselingi oleh Jepang (2014) dan Denmark (2016).
Tahun ini, Piala Thomas dan Uber aka digelar di Aarhus, Denmark, 3-11 Oktober. Sebagai mantan ganda putra, Kido yakin dengan kans Indonesia di Piala Thomas tahun ini. Apalagi ada banyak ganda putra mumpuni dalam tim, meskipun PBSI belum menyusun tim inti.
Pasalnya, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan tak lagi ada di pelatnas. Jadi, bisa saja PBSI tak memanggil mereka meski prestasi keduanya sedang menanjak. Ahsan/Hendra adalah juara All England 2019. Tapi, masih ada nama-nama seperti Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
Terlepas dari siapa saja pemain yang masuk ke dalam tim Piala Thomas, Kido optimistis dengan kans Indonesia untuk menjadi juara. Indonesia berada di Grup A bersama Malaysia, Belanda, dan Inggris.
“Kalau melihat kekuatan saat ini, saya rasa kini waktunya kita juara Piala Thomas,” ungkap Kido, yang pernah tiga kali masuk tim Piala Thomas, kepada Minews.id, Selasa 11 Agustus 2020.
Bulutangkis adalah olahraga yang selalu memberikan banyak gelar dan mengharumkan nama Indonesia di dunia internasional. Kido berharap, Indonesia akan terus melahirkan pemain-pemain top dunia meski belakangan sangat sulit mencari tunggal putri mumpuni seperti Susy Susanti.
“Saran saya sih, regenerasi jangan sampai dilupakan. Regenerasi harus tetap berjalan. Untuk masalah tunggal putri, di PB Jaya Raya ada banyak bibit-bibit bagus untuk masa depan,” kata Kido.