Mantan Agen Spionase Rusia: Mundur dari Perang Hanya Merusak Reputasi Putin

Baca Juga

MATA INDONESIA, LONDON – Mantan agen spionase Rusia menyatakan bahwa Presiden Vladimir Putin takkan mengakhiri invasi di Ukraina. Artinya, Putin akan bertahan hingga akhir.

Aliia Roza, perempuan berusia 37 tahun itu menjadi berita utama tahun lalu setelah mengungkapkan masa lalunya sebagai seorang femme fatale yang jatuh cinta dengan targetnya.

“Saya dilatih dalam program militer yang sama dengan Putin dan kami belajar bagaimana tetap tenang dan berdarah dingin dalam situasi yang sangat menegangkan,” kata Aliia Roza kepada Jam Press, melansir 7News.com.au, Kamis, 10 Maret 2022.

“Tuan Putin selalu menang; dia tidak bisa kalah perang ini dan mundur, karena itu akan merusak reputasinya. Dia akan bertempur hingga akhir,” sambungnya.

Lahir di Uni Soviet dari ayah yang merupakan jenderal militer top, Aliia diharapkan mengikuti jejaknya dan bergabung dengan militer Rusia. Namun setelah skandal perselingkuhannya terbongkar, Aliia hijrah ke Los Angeles, Amerika Serikat (AS) dan belum kembali setelah lebih dari satu dekade.

“Terkadang ketika saya menonton film-film seperti Red Sparrow, saya seperti ‘ya Tuhan, bagaimana mereka tahu semua hal ini? Di pusat pendidikan, mereka akan mengajari kami cara merayu pria, cara memanipulasi mereka secara psikologis, cara membuat mereka berbicara sehingga kami dapat menyerahkan informasi kepada polisi,” tuturnya.

Aliia percaya strategi Presiden Rusia adalah untuk memiliki kendali penuh atas Ukraina dan menempatkan pemimpin baru untuk menggantikan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.

“Strategi Putin jelas – jangan biarkan NATO menempatkan roket atau senjata di Ukraina dan dia akan melakukan segalanya untuk mencapai tujuannya,” kata Aliia.

“Tapi dia percaya itu akan mudah, seperti ketika dia mengirim tentara Rusia ke Kazakhstan karena revolusi pada Januari 2021. Dia tidak menyangka bahwa Ukraina akan melawan dan mendapat dukungan dari seluruh dunia,” sambungnya.

“Secara pribadi saya merasa sangat sedih dan hancur karena warga sipil sekarat setiap hari. Kerabat dan teman saya tinggal di Ukraina dan di Rusia. Saya benar-benar khawatir tentang mereka,” tuturnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini