Mata Indonesia, Jateng – Kepedulian Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terhadap ibu hamil terkait Penurunan angka stunting patut di apresiasi. Oleh karena itu Ganjar melibatkan ahli gizi dan kader kesehatan hingga ke tingkat Puskesmas untuk maksimalkan upaya tersebut.
“Karena Puskesmas itu tempat yang paling familiar untuk mereka bisa selalu memeriksakan kesehatannya,” kata Ganjar saat mengunjungi penanganan stunting di Posyandu Kabupaten Cilacap, Jateng, Kamis (2/2/2023).
Ia mengatakan, ahli gizi dan kader-kader kesehatan tersebut akan menjelaskan kepada ibu hamil terkait stunting seperti gizi, anemia, hingga kondisi ibu hamil yang berisiko tinggi. Tak hanya itu, Ganjar menyebut mereka juga akan memantau perkembangan kesehatan ibu hamil dan balita.
“Dengan cara itu, pertumbuhan bayi yang punya problem kandungan, yang punya masalah, semuanya masuk dalam monitor para pelayan kesehatan. Jadi kita harapkan pada saat ibu melahirkan sehat. Ibunya sehat, bayinya sehat,” Tutur Ganjar.
Dalam kesempatan itu, Ganjar juga menyalurkan beras fortifikasi yang telah diperkaya vitamin A, vitamin E, vitamin D, B1, B2, B3, B6, B9 (Asam Folat), B12, zat besi, protein, zinc, yodium, dan kalsium. Beras yang akan digunakan untuk Pemberian Makanan Tambahan (PMT) itu mulai disalurkan ke Puskesmas se-Jateng.
“Kita bantukan kepada mereka, dan mulai detik ini kita akan memonitor. Nanti kita akan distribusikan ke tempat-tempat itu dan kades nanti kita minta untuk membantu, kemudian kader-kader kesehatan termasuk ahli gizi agar semua sampai kepada yang berhak,” lanjutnya.
Sementara itu, Ahli Gizi Kabupaten Cilacap, Dyah Kartika Ratnasari mengatakan, pihaknya akan melakukan PMT ke balita berisiko stunting selama 90 hari tanpa putus di puskesmas-puskesmas. Dyah mengatakan, PMT tersebut juga akan dibarengi dengan kelas ibu hamil.
“Jadi itu ada tiga sesi, yang pertama sesi tentang ibu hamil, yang kedua tentang ASI, terus yang ketiga itu tentang KB pasca persalinan karena diharapkan setelah ibu hamil tersebut bersalin. Dia memberikan jarak untuk merawat diri sendiri, balitanya juga tumbuh kembangnya lebih baik dan terpantau,” ujarnya.
Sebagai informasi, penurunan stunting Jateng lebih cepat dibanding nasional. Pada tahun 2019, stunting Jateng dan nasional ada di angka 27 persen. Sementara di 2022 Jateng berhasil turun di 20,9 persen, sementara nasional masih 24 persen.
Ganjar pun menargetkan angka stunting di Jateng jadi 14 persen di tahun 2023 ini. Pemprov Jateng dan BKKBN membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang tersebar di 35 kabupaten/kota, 576 kecamatan, dan 8.562 desa/ kelurahan untuk mencapai target.